bab.1b

690 Words
"Kamu?" Ujar Raka terkejut bukan main melihat Ichel yang berada didalam ruang kerja kantornya. "Iya pak, bener ini saya." Ujar Ichel pada Raka dengan senyuman nya. "Dimana sekretaris saya?" Tanya Raka pada Ichel yang sebenarnya juga bingung dengan semua ini. Ia hanya mengikuti rencana orang tua Raka yang mau membantu nya kembali bersama Raka. "Mama?" Panggil Raka pada sang mama yang baru saja ikut masuk kedalam ruangan nya. "Ini sekretaris baru kamu, sekaligus asisten rumah kamu. Jadi jangan kaget kalau nanti ada Ichel di apartemen baru kamu." Jelas sang mama. "Mama sedang ga bercanda kan?" Tanya Raka tak menyangka. Sang mama menggeleng. "Mama sekalian mau pamit sama kamu, malam ini mama dan papa ke Australia. Jadi rahel dirumah nya sendiri, tolong sesekali kunjungi dia." Pamit mama Raka. "Tumben mama pamit ke Raka? Bukan nya biasanya ngga?" Ujar Raka kesal. "Kamu ingat memang nya?" Tanya mama sedikit terkejut. "Kalau itu sih selalu ada diingatan Raka, yasudah hati-hati." Ujar Raka mengakhiri percakapan. 'Berarti aku tidak selalu ada diingatan kak Raka sampai dia bisa lupakan aku.' Benak Ichel berbicara. "Bereskan barang-barang saya, lima menit harus sudah sampai dilobi." Ujar Raka meninggalkan Ichel sendirian diruangan nya. "Gila! Kenapa teman rahel bisa jadi sekretaris sekaligus asisten rumah?" Gumam Raka dalam perjalanan keluar. Ichel sangat terburu-buru membersihkan barang-barang yang berserakan diatas meja kerja Raka. Ia tak mau ditinggal, dan berakhir naik transportasi umum sendirian. "Hah!" "Hah!" Ichel sampai di lobi dengan ngos-ngosan karena berlari dari lift ke pintu keluar, lalu terlihat mobil Raka yang ichel bisa tebak karena dulu ia sering menaikinya. "Naik." Ujar Raka pada ichel yang masih diluar. Ichel segera menaiki mobil Raka, lalu duduk disamping lelaki itu. "Seperti biasanya kamu gak suka disupiri ya?" Tanya ichel tak sadar akan apa yang ia bicarakan barusan. "Eh maaf pak." Ujar ichel lagi meminta maaf ketika mengingat status dirinya yang sekarang. Walau hanya berpura-pura sampai Raka ingat semuanya, sesuai rencana orang tua Raka dan dirinya juga rahel tapi ichel harus tetap menjalankannya sesuai prosedur yang ada, yaitu menjadi sekretaris dan asisten yang baik. Raka menghentikan mobilnya. "Gantian kamu yang bawa mobil, saya capek! Dasar sok tahu." Ujar Raka dengan judes nya. "Astaga, apa ini sifat asli Raka kalau bersama seorang wanita?" Gumam ichel tak sangka. "Baik pak." Jawab ichel pasrah. 'Akan aku buat kamu gak betah jadi asisten ku' Batin Raka berkata. Raka masuk kedalam kamarnya setelah meminta ichel mengambilkan handuk miliknya di lemari besar dalam kamar. "Handuk!" Teriak Raka dari dalam kamarnya. Mendengar teriakan Raka ichel dengan cepat dan tanggap berlari menuju pintu kamar mandi Raka. Lupa mengerem kakinya, ichel kebablasan dan tepat saat raka membuka pintu kamar mandi. Bruk! Kepala ichel terbentur pintu kamar mandi tapi tubuhnya sukses masuk kedalam kamar mandi dengan tangan kekar Raka yang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. "Ceroboh!" Bentak Raka setelah itu melepaskan ichel dengan keadaan mukanya g memerah padam. "Ma-maaf pak, sungguh saya gak sengaja." Ujar Ichel meminta maaf. Melihat Raka yang murka ichel segera pergi meninggalkan Raka dan kembali kekamar nya setelah pamit. Ichel menghela napasnya."Bagaimana bisa kak Raka jadi seseram itu?" Ujar ichel tak menyangka untuk kesekian kalinya hari ini pada sifat Raka yang berubah total. Ichel memutuskan untuk ke dapur, mengambil es untuk mengompres kening nya yang membengkak akibat tabrakan dengan pintu kaca. "Untung kaca nya tidak pecah." Gumam ichel kesal. Ting! Ichel memeriksa pesan yang ternyata pengirimnya adalah Raka. From : Raka "Jangan tanya aku dapat nomor mu dari mana, ini sudah ada diponsel entah siapa yang memasukan nya. Mungkin mama atau rahel. Kotak p3k ada di atas rak ruang tamu. Oleskan kepala bodoh mu itu dengan krim yang ada disana." Ichel dibuat tersenyum sendiri dengan pesan yang Raka buat. "Jelas-jelas Kaka sendiri yang tambah nomorku." Gumam ichel senang. Didalam kamar Raka meruntuki dirinya sendiri yang telah mengirim pesan pada asisten rumah nya seakan menghawatirkan wanita itu. "Kenapa wanita bodoh itu dijadikan asisten ku sih?!" Runtuk Raka dengan kesal. Raka melihat layar ponselnya, seakan menunggu balasan dari wanita itu. "Ah sial! Apa terlalu mencurigakan jika aku menarik pesan nya kembali." Runtuk Raka untuk kesekian kalinya. Dilain tempat ichel sedang kesusahan mengambil kotak p3k yang ternyata begitu tinggi tempatnya. 'Apa kak Raka ngerjain aku? Ini bahkan terlalu tinggi untuk dicapai wanita seperti ku.' Keluh ichel dalam hati nya. "Oo...ohhh wahh... wahh...!" Teriak ichel ketika merasa kakinya keram dan mulai tak seimbang sehingga dirinya akan jatuh sebentar lagi dari atas sana. "Wanita bodoh!" Teriak seseorang dari belakang setelah itu menangkapnya dengan gerakan cepat milik pria itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD