15

912 Words
Kinan mengamati cincin emas putih di jari manisnya. Ia tak menyangka Darren akan memberinya cincin. Cincin yang sangat cantik dan begitu pas di jarinya. Entah ini pertanda apa tapi Kinan merasa seakan-akan Tuhan mengirim Darren untuk dirinya sebagai kado dari segala kerja keras yang Kinan lakukan selama ini. Bagaimana ia harus berjuang untuk bisa hidup. Berjuang untuk menjadi Kinan yang seperti saat ini. Kinan baru saja pulang dari mal dan selesai makan malam. Ada secercah kebahagian yang dirasakan Kinan. Darren begitu mencintainya itu yang dirasakan oleh Kinan selama ini. Kinan sudah menetapkan hatinya untuk bisa menerima Darren sebagain tunangannya. Dan ia akan menjadi pasangan yang terbaik untuk Darren. Kinan pun beranjak dari ranjangnya dan menaruh beberapa baju yang ia beli tadi ke lemari. Setelah di rasa sudah rapi Kinan pun bergegas ke kamar mandi. Karena ia harus cepat mandi dan langsung tidur karena besok hari pertamanya masuk kerja. Ia begitu excited untuk bisa kerja lagi. "Ahhhhh...segarnya...." Kata Kinan Kinan baru saja selesai mandi. Dengan hanya mengenakan handuk yang membelit tubuh gendutnya. Kinan tak tahu ada sepasang mata yang memandang ke arahnya seakan menelanjanginya. Ketika Kinan berbalik karena mau ke lemari untuk mengambil  baju ia terkejut karena ada Darren disana. "Ngapain kamu disitu bikin kaget aja." Kata Kinan semakin mengeratkan handuk yang membalut badannya "Aku mau ketemu kamu sayang." Kata Darren dengan suara yang serak " Kenapa ga ketuk pintu dulu." kata Kinan berusaha menutupi tubuhnya yang hanya berbalut handuk Darren pun mendekati Kinan. Kinan mulai panik dan tersudut ia tidak bisa menghindari Darren lagi. Kinan hanya menundukkan kepalanya, ia tak mau Darren melihat wajahnya yang merah gara-gara malu. Ya walaupun Kinan tahu kalau Darren sudah melihat tubuhnya tapi tetap aja ia masih malu. Darren mengangkat wajah Kinan agar ia bisa melihat wajah Kinan. "Kenapa menunduk?" Tanya Darren lembut " Heeeem..." Jawab Kinan bingung Kinan dapat melihat mata coklat Darren. Yang memang bisa membuat siapapun wanita yang menatapnya langsung jatuh cinta. Dan sepetinya Kinan mulai merasakan sihir dari mata coklat Darren " Aku malu Darren." kata Kinan polos "Hahahahaha..." Darren hanya tertawa mendengar Kinan mengatakan kalau ia malu. Darren langsung menarik Kinan dalam pelukannya. "Kenapa harus malu? Aku udah pernah liat semuanya sayang." Kata Darren jujur " Aku cuma ngerasa ga pantas aja. Coba kamu lihat aku ga cantik aku juga gemuk dan aku juga ga sekaya kamu. Coba bandingkan dengan kamu." kata Kinan terus terang Terkadang Kinan merasa tidak percaya diri ketika ia bersama dengan Darren. Ia tahu banyak cewek yang lebih segala-segalanya dari dirinya. Tapi entah kenapa Darren malah memilihnya. "Dengerin aku, jangan pernah merasa malu lagi. Aku milih kamu karena kamu perempuan istimewa dan satu-satunya perempuan yang bisa bikin jantung aku berdetak ketika ada didekat kamu." kata Darren sambil meletakkan tangan Kinan di dadanya Kinan dapat merasakan detak jantung Darren. Entah keberanian darimana Kinan mengecup bibir Darren. "Makasi untuk semuanya. Aku merasa beruntung menjadi wanita yang ada di samping kamu. Aku akan berusaha menjadi pendamping yang terbaik buat kamu."kata Kinan yakin Darren tersenyum mendengar pengakuan Kinan yang sudah mau menerima sepenuhnya dirinya. " Sayang, kamu sudah berani menggoda." kata Darren dengan suara seraknya dan kilat matanya yang berkabut Tanpa babibu lagi Darren langsung melumat bibir Kinan. Kinan yang awalnya terkejut mulai mengalungkan tangannya di leher Darren. Dan mereka tenggelam dengan gairah mereka masing-masing. Dan malam panas mereka di mulai lagi. Sampai mereka tertidur karena kelelahan dengan Darren yang memeluk Kinan dengan posesif.. "Sayang, jangan pasang muka cemburut gitu dong. Ok aku minta maaf." Kata Darren menyesal Kinan masih sebal dengan Darren. Gara-gara tadi pagi Darren meminta morning s*x setelah semalam mereka melakukan percintaan panas dan akibatnya Kinan terlambat di hari pertamanya masuk kerja. Ditambah lagi ia harus berangkat ke kantor bersama Darren padahal ia meminta untuk berangkat sendiri tapi tetap saja Darren tidak mengizinkan. "Bodo." jawab Kinan ketus " Dan nanti malam aku mau tidur sendiri dan kamu ga boleh tidur di kamar aku." kata Kinan sebal " Ayolah sayang masak kamu tega biarin aku tidur sendirian." Kata Kinan Kinan tetap tidak menggubris permintaan Darren. Ia masih sebal dengam sifat Dareen yang seenaknya sendiri. Tak berapa lama mobil mereka sudah berada di sekitar kantor Darren. "Bram stop disini." kata Kinan Bram pun menuruti perintah Nonanya ini. "Sayang ngapain kamu turun disini. Kita kan bisa turun di lobby kantor aja sama-sama." Kata Darren " Ga, Darren kamu ga lupa kan perjanjian kita. Selama di kantor kita harus profesional. Walaupun aku tunangan kamu tapi di kantor aku adalah karyawan kamu." Jawab Kinan yang bersiap keluar dari mobil Darren " Tapi sayang." Bantah Darren "Kalau kamu ga mau berarti kamu ga boleh deket-deket sama aku." kata Kinan tegas Tanpa menunggu lagi Kinan turun dari mobil Darren. "Aissssh...." umpat Darren sebal Darren selalu kalah kalau Kinan sudah mengancamnya. Karena ia tak pernah sanggup kalau harus berjauhan dengannya. " Bagaimana Tuan?"  tanya Bram " Jalan Bram." Jawab Darren Bram pun menjalankan mobilnya menuju lobby kantor Darren Kinan sudah bersiap untuk di perkenalkan kepada karyawan yang lain. Ia bersama Bu Enny HRD di kantor ini. "Selamat pagi semua saya akan memperkenalkan sekretaris baru Pak Darren yang akan menggantikan Mira." Kata Bu Enny memperkenalkan Kinan " Selamat pagi perkenalkan saya Kinanthi Putri. Saya mohon kerja samanya. Dan saya mohon bimbingannya." Kata Kinan tulus Kinan berusaha bersikap ramah kepada beberapa karyawan. Tapi sepertinya ada beberapa karyawan kurang suka dengan Kinan. Kinan tahu secara fisik ia jauh dari sekretaris pada umumnya. Tapi ia akan tunjukkan kalau ia mampu melakukan pekerjaan dengan baik. "Semangat Kinan." kata Kinan menyemangati dirinya sendiri....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD