Devil man 8

1032 Words
Dengan wajah yang sangat ketakutan dan cemas Anna hanya saja berdoa agar keadaan sang ibu baik-baik saja. Sekitar 10 menit yang lalu Tari menelpon Anna bahwa kondisi ibunya drop lagi. Dan Anna diminta untuk datang kesini lagi karena dokter ingin berbicara sesuatu yang penting kepada Anna. Mendengar kabar itu tanpa pikir panjang Anna langsung menuju rumah sakit padahal saat itu ia sedang memberikan les untuk Alice. Tapi Anna sudah tak konsentrasi lagi yang ada dipikirannya adalah secepatnya sampai di rumah sakit. Sementara di samping tampak Radityo Purnomo sedang menyetir dan sesekali ia melirik ke arah samping wanita yang menjadi guru les putrinya. Ini kali pertama bagi Radityo Purnomo melihat guru les putrinya. Karena hampir 1 bulan sang putri belajar bersama guru les ini, Radit merasa sang putri mengalami banyak perubahan. Dulu putrinya terlihat sangat murung dan tak ceria. Tapi setelah ada guru lesnya ini Alice jadi berubah lebih ceria. Bahkan terkadang ia sering bercerita tentang guru les barunya. Alice selalu bercerita jika guru lesnya itu seorang wanita yang cantik dan baik. Dan Alice juga sangat senang ketika gurunya ini mengajarkan beberapa pelajaran padanya. Bahkan prestasi di sekolah bertambah baik setelah di berikan les oleh guru les barunya. Dan Radit suka dengan perubahan yang dialami oleh putrinya. Radit pun kembali fokus ke arah jalan raya. Ia pun berusaha secepat mungkin agar bisa sampai di rumah sakit lebih cepat. "Pak Radit terima kasih sudah mengantar saya. Saya permisi," kata Anna ketika mereka sampai di rumah sakit. Setelah berterima kasih dengan papanya Alice, Anna pun segera berlari menuju ruang perawatan sang ibu. Ia ingin tahu bagaimana keadaan sang ibu sekarang. Sementara dari dalam mobil Radit melihat kepergian guru les Alice. Entah kenapa ketika melihat guru les Alice mengingatkannya pada mendiang istirnya yang sudah meninggal. Sejak sang istri meninggal, Radit memutuskan untuk tidak menikah kembali karena baginya sang istri adalah satu-satunya wanita yang ia cintai. Dan ketika waktu itu sang istri meninggal karena ia mendapatkan pendarahan karena  melahirkan Alice. Radit sangat shock saat itu karena ia harus ditinggal pergi oleh wanita yang ia cintai sampai detik ini. Ia pun sempat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga istrinya. Tapi Radit selalu teringat akan pesan Sandra istrinya bila terjadi apapun pada dirinya, Radit harus bisa merawat putri kecil mereka. Dan memberikan kasih sayang yang berlimpah serta memberikan yang terbaik untuk putri mereka. Akibat kata-kata itulah yang membuat Radit bisa bertahan sampai detik ini. Tapi semuanya berubah ketika ia melihat Anna guru les Alice ia bisa merasakan bahwa sosok Sandra ada di diri Anna. Apalagi Alice yang kurang suka dengan orang baru tiba-tiba bisa langsung suka dengan Anna. Radit masih belum mengerti dengan perasaannya sendiri. Ia memilih untuk pulang karena di rumah pasti Alice menunggu dirinya pulang. "Hahhh.....Hahhh...." Dengan napas yang ngos-ngosan Anna terus berlari menuju ruang perawatan sang ibu. Ketika Aku hampir sampai di depan kamar ibunya ia melihat Tari berada di luar. Kebetulan hari ini Tari dapat shift siang jadi ia sedang bekerja saat sang ibu kondisinya drop. "Tar gimana keadaan ibu?" tanya Anna dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Kamu duduk dulu Ann. Di dalam dokter Yogi sedang memeriksa keadaan ibu. Kita tunggu aja penjelasan dokter Yogi. Karena aku gak berhak menjelaskan keadaan ibu," kata Tari yang sudah membimbing sahabatnya ini untuk duduk. Hampir setengah jam lamanya Anna menunggu dokter memeriksa keadaan sang ibu. Dan hingga detik ini ia tak tahu gimana keadaan ibu di dalam sana. Dengan perasaan yang sangat khawatir dan juga Anna terus saja berdoa agar Tuhan selalu menjaga ibunya. Tak berapa lama dokter Yogi keluar dari ruang perawatan sang ibu. "Dok gimana keadaan ibu saya?" tanya Anna ketika melihat dokter Yogi keluar dari kamar sang ibu. "Kita bicara di ruangan saya. Ada hal penting yang harus saya sampaikan sama kamu soal kondisi ibu kamu," kata dokter Yogi yang terlihat sangat serius. "Baik dok. Tar tolong jagain ibu sebentar ya," pinta Anna. Tari mengangguk ketika Anna memintanya untuk menjaga sang ibu. Anna pun berjalan menuju ruangan sang dokter untuk mendengar penjelasan dari dokter Yogi. "Tokk... Tok...." Anna pun mengetuk pintu ruang kerja dokter Yogi sebelum akhirnya dokter Yogi mempersilahkan Anna masuk. "Bagaimana keadaan ibu saya dok?" tanya Anna ketika sudah berhadapan dengan dokter Yogi. "Anna saya sudah bilang jika kondisi ibu kamu semakin hari semakin memburuk. Dan waktu itu saya menyarankan untuk ibu kamu melakukan operasi. Tapi saat itu kamu bilang belum memiliki uang yang cukup untuk biaya operasi. Dan saat itu saya bisa mengerti dan akhirnya memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit di tubuh kamu. Tapi tadi setelah saya memeriksa dengan lebih cermat lagi ternyata obat yang saya berikan sudah tidak bisa lagi meredakan rasa sakit itu. Dan jalan satu-satunya adalah dengan operasi," kata dokter Yogi menjelaskan. Anna yang mendengar penjelasan dari dokter Yogi hanya bisa kaget karena mendengar kondisi ibunya semakin memburuk. Sampai saat ini pun Anna belum punya uang untuk biaya operasi jantung ibunya. Karena biaya operasi jantung tidaklah murah. "Tapi dok, apa tidak ada jalan lain selain operasi. Karena jujur saja saya belum punya uang yang cukup untuk operasi itu dok," tanya Anna yang berusaha mencari jalan lain. "Maaf Anna tidak ada jalan lain lagi karena tubuh ibu kamu sudah tidak merespon obat yang saya berikan. Dan jalan satu-satunya adalah operasi. Saya tahu biaya operasi jantung sangat mahal dan membutuhkan dokter yang ahli untuk melakukan operasi itu. Dan saya tidak bisa melakukan operai itu karena saya memang kurang ahli disitu." Dokter Yogi pun memberi Anna masukan. "Trus siapa dokter yang bisa melakukan operasi itu dok?" tanya Anna mulai cemas. "Tunggu sebentar. Beberapa waktu yang lain saya pernah dengar ada seorang dokter ahli jantung yang sangat jenius karena hampir semua operasi yang ia lakukan selalu saja berhasil. Dan katanya dokter itu tidak akan menerima bayaran jika pasien itu dari kalangan yang tidak mampu. Mungkin jika kamu minta tolong, dia bisa mengoperasi ibu kamu secara cuma-cuma," kata dokter Yogi memberikan saran lain. "Siapa dokter itu dok? Biar saya datang kesana dan minta tolong sama dia untuk mengoperasi ibu saya," kata Anna yang merasa punya harapan lain. "Sebentar saya Carikan kartu namanya." Dokter Yogi pun mencari kartu dokter yang dimaksud. Dan tak berapa lama dokter Yogi menyerahkan kartu nama itu kepada Anna. Dan ketika Anna melihat siapa nama yang tertera di kartu nama itu ia merasa kaget. Kenapa takdir selalu mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang seharusnya tidak ingin Anna temui lagi. Kira-kira siapa ya dokternya? See you next chapter Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD