40

2202 Words

Malam semakin larut. Gemerlap lampu kota menembus kaca apartemen, menyisakan siluet lembut di ruang tamu yang kini sudah kembali sepi. Balon -balon pastel masih menggantung, aroma manis kue dan bunga segar masih tercium samar. Yoan bersandar nyaman di sofa, kepalanya terletak di bahu David. Di pangkuannya, kalung hati pemberian sang suami masih ia genggam erat, seolah takut jika kebahagiaan itu hanyalah mimpi yang bisa hilang kapan saja. David menoleh, menatap wajah Yoan yang tampak lelah namun bahagia. "Capek?" tanyanya pelan. Yoan mengangguk dengan senyum tipis. "Capeknya bahagia. Aku tidak menyangka kamu bisa menyiapkan semuanya serapi ini. Pesta kecil, tapi hangat sekali." David tersenyum samar. Ia mengusap lembut rambut Yoan. "Aku hanya ingin kamu merasa spesial. Karena kamu meman

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD