David masih menggenggam tangan Yoan erat di tengah sorot mata semua orang. Suaranya mantap, meski tekanan begitu besar mengelilinginya. "Malam ini," ucapnya lantang, "Aku ingin menyatakan sesuatu yang lebih penting daripada apa pun. Yoan bukan hanya ibu dari anak -anakku, ia adalah wanita yang akan kuresmikan sebagai istriku. Aku ingin menikahinya … secara sah, di hadapan Tuhan dan di hadapan kalian semua." Kata -kata itu membuat aula pesta mendadak riuh. Beberapa tamu terperangah, sebagian lagi mulai bergumam lirih. Tepuk tangan sporadis terdengar, meski tertutup oleh desisan kaget dari keluarga inti. Yoan terhenyak, matanya membesar. "Mas …" suaranya nyaris berbisik, bergetar di antara rasa haru dan takut. David menatapnya penuh ketegasan. "Yoan, cukup sudah kita bersembunyi. Aku tid