chapter 61 - Tersadar

2865 Words
Di luar rencana, malam itu, Ronal yang mulanya akan kembali ke penginapan pukul tujuh malam, rupanya dia harus kembali lebih dari jam 10 malam. Alasannya karena memang di proyek yang di bangun banyak sekali masalah, Ronal harus berunding dengan para penanggung jawab dan lainnya. Yang padahal Ronal saat ini tengah merasa tak enak badan, rasa pusingnya yang beberapa hari ini tiba, makin terasa menjadi, mungkin juga karena Ronal tadi belum menyantap makanan juga tidak meminum obat. Alhasil menjadi seperti ini. Bisa di bilang hari Ronal terasa buruk saat ini, pusing yang mendera permasalahan proyek yang bertubi tubi datang, astaga dia bahkan sudah menyemprotkan banyak kemarahan sejak siang hingga malam. Dan saat ini Ronal hanya merasakan lelah dan ingin cepat beristirahat. Ketika Ronal tiba di penginapan, tepatnya di depan kamar yang beberapa hari ini dia tempati dengan wanita itu, Ronal pun masuk ke dalam sana. Dan yang pertama kali Ronal lihat adalah wanita itu, Reya saat ini nampak berbaring dengan selimut menutupi seluruh tubuh dan hanya menyisakan kepala saja. Ronal pun menutup pintu tersebut, sebelum akhirnya dia berjalan lurus hendak menuju walk in closet di sana, dimana berempat di space sisi ruangan ranjang Reya berada. Ronal akan mengambil pakaian ganti dan membersihkan dirinya, karena jujur saja sejak pagi dia belum menyentuh air sama sekali. Setelah mendapat apa yang dia inginkan Ronal keluar lagi untuk meletakkan ponsel dan tas berisi laptop dan iPad nya tersebut di meja samping sofa persegi itu, dan karena itu entah kenapa Ronal malah terdiam dahulu memandangi wanita itu yang nampak begitu pulas di sana. Ronal berpikir wanita itu tadi merasa begitu bahagia, karena bisa menempati kamar sendiri cukup lama. Karena sejak awal Ronal saja tau, jika wanita itu merasa tidak nyaman dengan keberadaanya. Tapi ya mau bagaimana lagi. Tidak mau berfikir panjang, Ronal pun bergegas langsung menuju kamar mandi yang sempat tertunda sebentar tersebut. Dia membersihkan diri mungkin sekitar lima belas menit lamanya, lalu barulah dia keluar menggunakan kaos hitam yang sedikit pres body, juga boxer hitam di sana. Cukup berani juga ya Ronal, tapi juga tidak masalah sebenarnya dia memakai pakaian seperti itu, mau di lihat wanita itu atau tidak Ronal tidak masalah, lagi pun sebenarnya Ronal sudah yakin kalau wanita itu besok akan bangun lebih siang dari dirinya, jadi Ronal hanya memakai sekiranya nyaman untuk dirinya. Ronal pun bergerak menuju meja rias yang memang berada di samping ranjang Reya, hampir banyak barang memang berada di sana, seperti sofa, meja dan meja rias sekalipun, belum lagi televisi, pokoknya sisi yang Reya tempati adalah tempat utamanya karena memang memiliki space lebih luas dari pada ranjang yang Ronal tempati. Ronal menuju meja rias bukan tanpa alasan, tapi dia hendak mengambil hair dryer di sana, dia akan mengeringkan rambutnya yang memang saat ini tengah basah tersebut, mengingat Ronal tidak ingin jika dia malah tambah sakit kalau tidak mengeringkan rambut. Awalnya Ronal ragu teringat jika suara hairdryer mungkin akan terdengar begitu keras, dan malah akan membangunkan wanita itu, tapi ternyata Ronal tidak mempermasalahkannya. Biarkan saja juga jika wanita itu terbangun. Dan ketika hair dryer menyala, benar saja, kalau ternyata wanita itu langsung bergerak. Tapi bergeraknya tidak main main sampai sampai wanita itu menyingkap selimut cukup ekstrem sampai selimut turun hingga di bawah paha, sebenarnya bukan hanya di singkap tapi wanita itu malah seolah tidak mau memakai selimut dan sengaja di singkirkan. Dan Ronal pikir wanita itu sudah terbangun, tapi ternyata dia salah besar, Reya sama sekali tak membuka matanya dan setelah membalik posisi menjadi miring ke arahnya, wanita itu kembali terlelap pulas seolah tidak terjadi apa apa di sana. Hng ... Sial, Namun yang membuat Ronal salah fokus adalah pakaian yang wanita itu kenakan, wanita itu hanya memakai celana super pendek dengan tank top yang bahkan saat itu menyingkap hingga menunjukkan perut datarnya, belum lagi yang bagian atas, sampai benda keramat itu seolah ingin menyembul keluar akibat di tekan miring. Ck, Ronal sampai tidak habis fikir, bagaimana wanita itu dengan santainya mengenakan pakaian kurang bahan di saat di kamar yang sama juga terdapat seorang makhluk lain yang bernama laki laki itu. Apa wanita itu pikir Ronal tidak tergoda apa, se kaku kakunya Ronal, dia tetaplah makhluk ciptaan tuhan yang bisa saja khilaf jika terus di suguhi pemandangan surgawi. Tapi Ronal jelas tidak akan melakukan apa apa, terlebih saat wanita tidur, tidak akan. Jadi setelah Ronal selesai mengeringkan rambutnya, meski tidak sampai benar benar kering itu, Ronal pun bergerak menghampiri ranjang Reya. Tidak hanya menghampiri, namun dia juga sampai menaikan satu kakinya agar bisa mencapai. Yups, bisa di bilang saat ini Ronal berinisiatif untuk membenarkan posisi selimut Reya yang tersingkap, juga agar tubuh wanita itu bisa tertutupi. Kegiatan Ronal dia lakukan perlahan agar tidak mengganggu, dia juga berusaha keras untuk tetap memfokuskan diri dan matanya tidak jelalatan ke mana mana. Dan benar saja, ketika Ronal bergerak mengambil selimut dan menutupinya baru setengah badan. Wanita itu malah bergerak lagi di sana, dan malah saat ini menarik satu tangan Ronal untuk dia dekap, sial! apa mungkin niatnya di jadikannya guling ya. Namun bukan itu yang membuat Ronal bermasalah, melainkan cara Reya lah yang terasa salah, sebab tangannya tersebut di dekap tepat menyentuk kedua gundukan kenyal tersebut. Ronal tentu saja terkesiap beberapa detik, dia bisa merasakannya, tangannya merasakan kelembutan dan kekenyalan tersebut. Akan tetapi hal itu tidak bertahan lama, sebab Ronal langsung menarik tangannya sendiri dari sana kasar. Tidak perduli jika wanita itu akan terbangun. Dan setalah melanjutkan menutup tubuh itu menggunakan selimut lagi _cepat_, dia langsung buru buru pergi dari atas ranjang Reya, dia kembali menuju tempatnya sendiri dengan jantungnya sedikit terpompa cepat. Bahkan selama ini, selama dia bertarung oleh siapapun dia tidak pernah seterkejut ini. Aish ..., Merasa jengah, Ronal memutuskan untuk berusaha masuk ke alam mimpi, dia memejamkan matanya erat, meski ada perasaan gundah di sana, tapi dia berfikir harus mengenyahkannya. "Sialan." Dan setalah sekuat tenaga mencoba, ternyata Ronal pun akhirnya berhasil, meski membutuhkan waktu lebih dari setengah jam baginya untuk benar benar bisa tertidur. Mungkin kalau tadi Ronal tidak kelelahan dia juga masih belum bisa tertidur macam itu. Dan begitulah malam itu berakhir, kedua orang di ranjang yang saling berhadapan itu tertidur dengan tenangnya, dengan satu orang yang sama sekali tidak menyadari apa yang baru saja terjadi di sana itu, sebab kalau wanita itu tau, pasti wanita itu akan langsung menjerit tidak terima kalau dia malah menarik sang kucing untuk bisa bersentuhan dengan daging ikan asin sendiri. *** Pagi pun tiba, seperti biasanya Ronal bangun tepat pukul jam 5 pagi. Tanpa alarm atau yang lain, Ronal bisa bangun begitu saja dengan mudahnya, tidak perduli dia tengah merasa badan sakit atau dalam keadaan ngantuk berat, entah kenapa Ronal selalu bisa bangun tepat waktu, jelas seperti ada yang membangunkan. Tapi faktanya itu semua karena kebiasaan, dia terbiasa bangun jam 5 maka tidak ada alasan untuknya untuk tidak bangun. Hanya saja, tetaplah, dalam hidup tidak semuanya berjalan mulus, kadang motivasi setiap orang juga sering pasang surut, tak terkecuali Ronal, namun dia berusaha mempertahankan kebiasaanya tersebut karena dia selalu memaksakan diri juga ketika sedang malas malasnya. Karena menurutnya jika sampai dia tidak melakukan kebiasaan di saat bahkan tak ada kejadian besar yang mengharuskan dia tidur, dia akan berusaha untuk mempertahankannya. Ronal tak segera bangkit di sana, dia masih berbaring terlentang sejenak menatap langit langit kamar. Sejujurnya kali ini Ronal merasa tubuhnya terasa makin tidak nyaman, pusing terasa mendera di sana, juga badannya cukup hangat atau malah bisa di bilang panas. Namun Ronal tak memperdulikan nya lebih, hari ini dia ada banyak pekerjaan dia harus berusaha membuat badannya fit, agar bisa cepat pulang untuk melanjutkan pekerjaan di kantor yang pasti juga sudah menumpuk itu. Makanya dia tetap memaksa bangun meski sedikit kliyengan. Semalam Ronal memang sempat memberitahu sekretarisnya itu _Sandy_ kalau dirinya tengah sedikit tidak enak badan, dan tentu saja Sandy langsung menyarankan Ronal untuk memeriksakan diri, terlebih mereka juga memiliki kenapa dokter di Bali, jadi kalaupun memeriksa tidak akan susah susah, tinggal menghubunginya saja di sana. Namun rupanya Ronal menolak mentah mentah saran dari Sandy tersebut, pria itu meras obat yang sudah dia beli di apotik lusa lalu sudah cukup untuk dirinya. Yang padahal tidak juga, obat yang Ronal minum semalam tidak terasa membuat tubuhnya baikan sama sekali. Kembali ke pada Ronal, pria itu saat ini sudah bangkit dari ranjang sana, dia menggerak gerakkan kecil tubuhnya untuk melemaskan otot ototnya yang terasa kaku setelah semalaman tertidur. Niatnya, Ronal akan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi, dan setelahnya dia akan olah raga kecil di dekat kolam renang sana. Lalu Ronal benar menuju kamar mandi di sana. Sekitar sepuluh menit berlalu, akhirnya Ronal keluar kamar mandi dengan wajah yang lebih fresh walaupun sebenarnya badannya tidak bisa di katakan fresh tersebut. Hanya saja Ronal tidak akan menyerah semudah itu, dia harus bisa fit lagi pagi ini. Ronal pun bergerak hendak menuju luar atau area kolam renang di sana yang mana untuk menuju tempat itu harus melewati sisi depa ranjang wanita itu _Reya_ yang saat ini nampak pulas sekali dalam tidurnya. Sial, Ronal sengaja tidak memperdulikan wanita itu tapi, tetap saja Ronal bisa melihatnya, wanita bar bar itu kembali tak mengenakan selimut di sana, bahkan penutup tubuhnya tersebut sudah melayang jatuh ke lantai. Ronal sungguh tidak habis fikir di sana. Aishh ... Ronal teka mengerti kenapa dia merasa kesal sendiri, makanya dengan gerakan cepat dia malah membalik arah menuju selimut yang jatuh itu, dia mengangkat selimutnya ke atas ranjang, dan mementangkannya untuk menutupi hampir seluruh tubuh Reya, bahkan hingga kepala. Biarkan saja, toh wanita itu juga masih bisa bernafas walaupun wajahnya tertutupi selimut. Setelah selesai dengan sesuatu yang menggangunya tersebut, Ronal pun melanjutkan langkahnya untuk melakukan niatan awalnya itu, yakni olah raga. Ronal melakukan kegiatan olahraga selama 20 menitan, karena dia juga sudah meng-seat alarm, lalu berlanjut dia melakukan meditasi, terakhir dia mendengarkan podcast dari YouTube juga 20 menitan. Pokoknya semua itu Ronal lakukan hingga sekitar pukul 6 pagi. Merasa waktunya masih cukup banyak, dan dia ada jadwalnya juga masih cukup siang, dia melanjutkannya dengan membuka laptopnya tersebut, untuk mengecek file file berkas yang di kirimkan Sandy semala _yang memang belum sempat dia buka itu_. Tapi setelah berkutat hingga 2 jam lamanya, Ronal merasa makin pusing di sana, makanya dia memilih untuk kembali masuk ke dalam kamar yang mana dia hendak menyeduh kopi menggunakan alat seduh dari listrik itu. Hanya saja lagi lagi Ronal malah di buat salah fokus dengan wanita yang masih setia tertidur pulas di ranjang tersebut, Ronal sampai harus di buat menggelengkan kepalanya tidak habis fikir, bisa bisanya wanita itu tidur sampai berjam jam lamanya, apa tidak pusing nantinya. Tidak mau melihat ke arah wanita itu, yang syukurnya selimut yang menutupi tubuh itu tidak jatuh lagi, jadi Ronal tidak harus melakukan kegiatan menutupi untuk ketiga kalinya. Ronal memilih benar menyeduh kopi, dan setelah selesai dia hanya menyicipinya sedikit karena tiba tiba dia teringat untuk berenang saja agar rasa pusing yang menderanya bisa sedikit menghilang. Oleh karena itu, dia pun buru buru mengganti pakaiannya menggunakan celana pendek di sana, dan berlanjut menuju kolam renang luar. Dia bahkan melupakan kopi yang dia seduh tadi. Ronal tak lupa melakukan pemanasan sebelum masuk ke dalam kolam renang sekitar 15 belas menit. Dan akhirnya setelah itu dia benar benar nyebur ke dalam kolam, dia berenang bolak balik beberapa kali putaran. Hanya berhenti sebentar untuk sekedar mengambil jeda istirahat. Ronal pikir rasa pusingnya akan hilang ketika teredam air dingin kolom, namun apa, bahkan Ronal merasa makin pusing saja, hingga di putaran terakhir rasanya Ronal sudah tidak kuat, pusing yang menyerang terasa sudah sangat parah. Ronal pun mau tak mau menuju daerah pinggir kolam dengan cara berjalan, sebab dia sudah tidak sanggup untuk berenang lagi. Dia berhenti di pinggir pojok kolam yang memang ada undakannya tersebut sehingga ketika di buat duduk, air hanya sampai sebatas dadanya saja. Sebentar Ronal perlu istirahat, karena saat ini entah kenapa matanya terasa berkunang kunang. Apalagi tubuhnya juga benar benar terasa tak nyaman. Ronal berniat naik setelah berhenti itu, tapi ternyata rasa pusing yang mendera tidak sanggup untuk membuat Ronal bangkit, jadi dia memilih memejamkan mata di saat matanya yang berkunang kunang juga makin menjadi. Makin lama, Ronal terasa melayang, dan akhirnya dia tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. Matanya terpejam sepenuhnya. Yang Ronal tau pokoknya dia sudah merasakan ada seseorang di depannya, karena dia merasa kedinginan sekali saat ini dia pun memeluk apa saja yang ada di depannya, entah itu hanya mimpi atau bukan tapi dia merasakan kalau yang dia peluk seperti bentuk seseorang, karena ya Ronal bisa merasakan pinggang ramping juga dadanya yang seperti di tekan oleh benda bulat khas milik seorang wanita. Dan setelah itu Ronal sudah seperti berhalusinasi jika wanita itu, Reya berada di depannya dan ketika di ajak bicara Ronal hanya mengucapkan sekenanya, dia tidak ingat jelas. Hanya saja yang pasti Ronal juga berusaha keras mengikuti arahan dan bangkit berdiri dan mulai berjalan, menahan rasa lemas juga kepalanya yang terasa seperti akan pecah itu. Ronal pun selanjutnya tidak terlalu sadar lagi, yang pasti dia amat kedinginan saat ini, sampai sampai dia harus menggigil di sana. Dan setelah itu Ronal kembali merasakan seperti berhalusinasi menindih seorang wanita. Dalam keadaan seperti itu, Ronal masih merasakan keintiman di sana, rasanya seperti nyata tapi dia tidak sanggup untuk sekedar membuka matanya saja di sana. Dan kegiatan setelahnya Ronal sudah tidak tau situasi yang terjadi, samar samar dia mendengar suara di sekitarnya, tapi setiap dia membuka mata rasanya ruangan seperti melebar dan barang barang yang dia lihat berterbangan, makanya dia memilih memejamkan mata menahan pusing dan dingin. Sampai dia tidak sadar kapan pastinya dia berakhir memejamkan mata sepenuhnya, sebab merasa kantuk yang mendera. *** Saat ini jam di dinding tersebut menunjukkan pukul 1 siang, sedangkan di sisi lain pria yang berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi hingga dadanya itu mulai mengerjab erjabkan matanya, sepertinya berusaha menyesuaikan itensitas cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Dan itu Ronal, pria itu sudah bangun setelah mungkin kurang lebih 3 jam lamanya tertidur. Pertama kali Ronal membuka mata yang dia pikirkan kelinglungan, dia sedikit bingung namun setelah beberapa saat berfikir dia baru sadar kalau tadi dia berenang dan merasakan pusing. Ronal saat ini juga masih pusing, namun tidak terlalu yang seperti tadi. Tanpa bergerak dari posisinya, Ronal hanya melirik keadaan sekitar dengan matanya tersebut, dan saat baru menoleh dia langsung mendapati sosok gadis yang saat ini tengah memejamkan mata berbaring di sofa panjang depan sana itu. Siapa lagi kalau bukan Reya. Ronal ingin bangkit membenarkan posisinya menjadi duduk, namun dia juga mengurungkan niatannya tersebut tidak jadi. Dia masih pusing, tidak sanggup bergerak dahulu. Tapi dia ingin mengecek ponselnya, hari ini dia masih ingat betul kalau memilik banyak jadwal terutama di jam 11 pagi, tapi lihat di jam dinding itu saja sudah menunjukkan pukul 1 siang. Jadi Ronal membutuhkan ponselnya, Tapi saat Ronal melirik samping nakas, mencoba mencari ponsel, dia sudah langsung mendapati ponselnya berada di sampingnya, di atas ranjang dan tidak jauh dari samping bantal. Makanya mengetahui hal itu, Ronal segera saja dengan mudah mendapatkan ponselnya tersebut. Ronal membuka ponsel, dan yang pertamakali di a lihat adalah aplikasi chatting, di mana melihat siapa saja yang menghubunginya, pasti sudah banyak sekali kan. Dan benar saja, ketika dia sudah mengklik aplikasi dengan logo warna hijau itu, dia bisa melihat adanya pesan masuk yang datang, namun dahi Ronal di buat berkerut dalam, melihat beberapa isi chat yang entah kenapa berisi hampir sama, yang intinya mengucapkan harapan agar Ronal cepat sembuh, dan yang mengatakan itu adalah karyawan yang ada di sini, yakni penanggung jawab proyeknya, juga dari beberapa klien yang akan dia temui hari ini. Mereka semua tau kalau Ronal sedang sakit dan tidak bisa melanjutkan pekerjaan ya? Tapi dari mana? Sebenarnya sudah di pastikan itu dari sandi sekretarisnya, namun siapa yang memberitahu Sandy kalau dirinya saat ini sakitnya lebih parah dari kemarin. Eh ... Apa wanita itu? Tunggu sebentar ..., Sepertinya Ronal harus segera move on dari kebingungannya tersebut. Karena saat ini pemikirannya malah langsung teralihkan ketika matanya mendapati dua pesan masuk di sana, yakni pesan yang di kirimkan Sandy juga Erlan. Erlan adalah teman se SMA nya juga sepupu dari Evan _temannya juga teman se SMA dari Sandy dan Kazeo_. Intinya mereka semua teman, namun satu tahun terakhir Erlan harus pindah ke kota ini untuk bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Bali ini. Kembali pada topik, sejujurnya yang membuat Ronal sedikit salah fokus itu karena isi pesan dua kunyuk tersebut. Dari Sandy berisi ... 'Ciee ... Cie ... Cie ...' Seperti itu saja hingga nge spam 10 pesan di sana. Aneh sekali bukan. Tapi setelah membuka pesan dari Erlan dia langsung paham akan sesuatu, Di mana Erlan membicarakan seorang wanita yang katanya Ronal simpan. Belum lagi tuduhan macam macam yang Erlan kirimkan, jadi dari hal itu saja rupanya sudah cukup untuk membuat Ronal mengerti alur ceritanya. Mata Ronal pun teralihkan dari yang mulanya menatap ponsel menjadi sebelum akhirnya menjadi melirik wanita yang saat ini nampak tertidur berbaring di sofa depan sana. Ya ..., Tidak salah lagi, kalau Sandy mengetahui keberadaan wanita yang berada di kamarnya itu, juga Erlan yang mungkin juga sudah kemari atas perintah Sandy. Sebab semalam Sandy sudah ngotot akan memberitahu Erlan tentang sakitnya. Dan Ronal sudah faham betul sifat Sandy yang selalu menentangnya jika pria itu sudah merasa benar atau katanya demi kebaikan Ronal. Aishh ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD