Zalina - Part 15

1247 Words
“Ya ini aku, Anak mu.” ucap Vittore, ia menarik tangan Zalina lalu memeluknya dengan erat. Vittore juga mengecup kening milik Zalina, ia melakukan itu dengan sengaja dan ia tak peduli jika harus mendapatkan kemarahan ayahnya. “Sejak kapan kau mengenal Zalina?” tanya Xavier tetap dengan sorot mata yang sangat tajam. Vittore menatap wajah Zalina dengan kilas, “Kami menjalin hubungan satu tahun yang lalu, di saat kau membawanya ke rumah, aku tersadar jika kekasih ku tidak pergi melainkan di culik oleh seseorang.” terang Vittore menjawab. “Dan yang menculiknya adalah dirimu,” ujar Vittore, “betapa terkejutnya aku saat itu Daddy,” tambah Vittore saat itu, Xavier mengepalkan kedia tangannya. Ia pun menarik pakaian yang di pakai oleh anaknya, lalu menghantam wajah anaknya menggunakan tangan yang di kepal oleh nya. BuuuggggHhhhhhhh... hantaman nya membuat tubuh Vittore terpental, Aku terkejut lalu aku pun berteriak ketakutan, “Tolong jangan sakiti anak mu, ini alasan nya mengapa aku tidak mau kau menikahi ku. Aku mencintai anak mu, bukan dirimu Tuan Xavier.” jelasku saat itu juga, aku menangis sembari menarik tubuh milik Vittore. “Kami saling mencintai Daddy, dan kami akan tetap mencari cara agar selalu bersama.” timpal Vittore saat itu. Matanya menatap tajam ke arah ku, “Ingat Zalina, sampai kapan pun aku tidak akan merestui hubungan kalian. Kau dan anak ku tidak akan pernah bisa bersatu, sama dengan kau dan aku.” ancaman nya membuat ku sedikit takut, sorot mata nya benar-benar sangat kejam, dan aku semakin merasa bersalah terhadap sosok Vittore. Lelaki yang sudah membuat ku merasa nyaman, sosok lelaki yang selalu ada dengan ku. Mungkin saat ini Vittore akan menjadi musuh terbesar ayahnya, wanita apa aku ini? Aku membuat kegaduhan di antara ayah dan anak, dan aku merasa sangat menyesal. “Tolong jangan sakiti Vittore, anak mu adalah anak yang baik.” ucap ku memohon padanya, tanpa menjawab apapun, Xavier pergi meninggalkan kami. Aku memeluk Vittore dengan pelukan yang sangat erat, “Maafkan aku Vittore, maafkan Aku.” ucap ku kepadanya, Vittore membalas pelukan yang diberikan oleh ku. Vittore pun menyeka air mata ku, Vittore menatap ku dengan penuh cinta. Saat itu, Vittore benar-benar mendekatkan wajahnya dengan wajah ku. Ia memberiku tatapan yang sangat harmonis, “CUP.” ia mengecup ku, Aku terdiam dan merasa tak menyangka dengan apa yang Vittore lakukan saat ini. Aku pun membalas kecupan yang diberikan olehnya, “Maaf Zalina,” ucap Vittore sesaat sebelum aku membalas kecupan nya. Namun tanpa di duga, seseorang sedang memperhatikan kami. Seseorang itu berdiri di hadapan pintu dengan raut wajah kecewanya, aku tetap terhanyut dalam ciuman yang di berikan oleh ku kepada Vittore sebagai balasan kecupan yang diberikan oleh Vittore. Dan suara pintu yang di tutup cukup keras pun membuat kami terkejut hingga segera melepaskan bibir kami yang saling berpagutan, “Aline,” ucap ku sembari memanggilnya, aku mengetuk pintu Aline. Namun tak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar nya, aku melihat ventilasi kamar Aline. Lampu nya terlihat gelap, Aline pasti merasa kecewa dengan apa yang saat ini kami lakukan. Vittore menghampiri ku, ia memeluk ku dan mencoba menenangkan ku. “Hal biasa yang mungkin akan di rasakan seorang adik saat melihat kakak nya berciuman dengan lelaki yang belum menjadi kekasih kakaknya, aku yakin Aline akan mengerti.” Terang Vittore, air mata ku tak henti mengalir. Aku merasa sangat bersalah dengan apa yang aku lakukan bersama Vittore, karena tak seharusnya Aline melihat hal itu. “Vittore bukan hal itu yang aku khawatirkan,” ujar ku pada Vittore. “Apa yang kau khawatirkan saat ini?” tanya Vittore pada ku. “Aku takut jika Aline menyukai mu,” jawab ku. “Aline masih sangat kecil untuk ku, dan aku tidak akan mungkin bisa menjadikan nya kekasih ku Zalina.” sahut Vittore sembari memegang wajahku dengan menggunakan kedua tangan nya, “Dan sebenarnya kau lah yang aku sukai,” ungkap Vittore, ia mengungkapkan isi hatinya terhadap ku dan aku cukup terkejut dengan hal yang aku dengar saat ini. “Vittore?” tanya ku. “Ya, benar Zalina. aku benar-benar menyukai mu,” ungkap Vittore kembali. Aku menggelengkan kepala ku, “Aku tidak bisa menerima ungkapan ini Vittore,” ucap ku padanya. “Mengapa?” tanya Vittore, “Mengapa kau tak mau menerimanya?” tanya Vittore kembali. “Aku tak bisa memperjuangkan cinta ini pada nantinya, aku tidak ingin membuat mu menjadi anak yang durhaka terhadap ayah mu.” jelas ku padanya, “Jujur aku tidak mau menambah masalah, setelah tadi Xavier menatap mu dengan tatapan tajam, itu artinya Xavier dalam keadaan marah terhadap mu.” jelas ku kembali “Aku tidak peduli Zalina, ini alasan ku sampai saat ini berusaha melindungi mu.” terang Vittore, “Ini alasan ku berdiri di hadapan mu, memeluk mu dan membuat mu nyaman.” tambahnya sembari menatap ku dengan tatapan yang lebih lembut dari sebelumnya. “Kau berhak bahagia, kau berhak akan hal itu Zalina,” Ungkapnya kembali. “Tidak Vittore, ku mohon. Aku tidak ingin membuat mu semakin merasa susah, tolong jangan buat aku terlalu banyak berhutang pada mu.” tolak ku padanya, “Aku rasa sampai saat ini aku harus bergantung padamu, sampai saat ini lah aku merasa cukup menyusahkan mu.” Susul ku padanya, Vittore menundukkan kepalanya. Ia terlihat sangat bersedih saat mendengar permintaan ku, aku benar-benar tidak ingin lagi membuatnya susah. “Lalu mengapa kau tadi meyakinkan Daddy ku jika kau dan aku saling mencintai, kau bisa menepis kalimat ku saat tadi.” Kalimatnya memekik ku, aku tidak mampu membantah nya. Aku hanya terdiam dan menundukkan kepala ku, air mata ku mengalir dengan deras. Aku tetap terdiam, sekali lagi ia memeluk tubuh ku dengan erat. “Pikirkan lah sekali lagi Zalina, aku tahu kau pun menyukai ku. Aku tahu kita masih bisa memiliki ikatan lebih, aku tahu dan aku tahu itu.” ujar Vittore sembari menatap ku dengan lekat. Aku menggelengkan kepala ku, “Tidak Vittore kau salah, aku tidak menyukai mu. Adik ku lah yang memiliki perasaan itu, kau salah Vittore, kau sangat salah jika berpikir hal itulah yang aku rasakan.” Terangku padanya. “Kau berbohong Zalina, kau menutupi rasa cinta mu lewat duka mu. Jika kau tak memiliki perasaan apapun padaku, kau tak mungkin balik mencium ku tadi. Katakan saja Zalina, aku tidak bisa memilih adik mu. Karena kau lah yang aku cintai,” Jelas nya pada ku, ia tetap bersikukuh dengan apa yang sedang ia ungkapkan padaku. “Aku mohon Zalina, bersikaplah jujur. Sekali lagi kau harus bahagia, dan aku yang akan memberimu kebahagiaan itu.” ucapnya kembali. “Pergilah Vittore, minta maaflah pada Ayah mu dan katakan jika hal tadi adalah kebohongan yanh di buat oleh kita.” ucap ku padanya, “Katakanlah jika aku bukan siapa-siapa bagimu, katakanlah jika kau hanya membantu ku saat itu.” ucap ku kembali. Vittore menggelengkan kepalanya, “Tidak Zalina, aku tidak akan melakukan hal itu.” Sahutnya dengan wajah yang terlihat penuh keyakinan, “Aku akan tetap memperjuangkan mu, aku akan tetap menyadarkan Daddy jika kau lebih pantas bersama ku.” tambahnya kembali. “Terserah apa yang akan kau lakukan saat ini Vittore, aku tetap menolak mu. Aku tidak ingin mengecewakan orang yang aku sayang, aku pun tak ingin membuat mu semakin berdosa karena telah menganggap ayah mu adalah musuh mu sendiri.” ujar ku padanya. “Aku lelah Vittore, pulanglah. Aku ingin beristirahat, salam kan salam ku untuk ayah mu. Katakan padanya, aku tidak akan bersama siapapun.” Vittore tetap menatapku dengan tatapan yang amat sangat lekat, “Aku tidak akan di miliki oleh mu, ataupun oleh Daddy mu.” ucap ku kembali, aku pun masuk kedalam kamar. Di dalam kamar, aku menangis dan merasa sakit karena telah melakukan kebohongan ini. Aku sangat menyukai sosok Vittore, aku nyaman berada di dekatnya. Namun aku tak ingin hubungan kami di mulai dengan permasalahan yang sangat berat, aku pun tak ingin membuat Aline merasa kecewa, karena aku tahu Aline sangat menyukai sosok Vittore. Aline pernah bercerita jika Vittore sosok lelaki idaman nya, Aline pun pernah berkata jika dirinya akan menarik perhatian Vittore dan aku tak mungkin mengecewakan dirinya. Aku sangat menyayangi Aline, lebih dari aku menyayangi diriku sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD