Semuanya terasa ringan dan melayang, Emi terbangun di tengah malam karena ingin buang air kecil. Ketika dia membuka mata, samar dilihatnya seseorang yang berdiri di sampingnya.
“Nona?” panggilnya dengan suara serak, hampir tak terdengar.
Emi lemas, kakinya gemetar ketika menapaki lantai. Demam telah menghabiskan tenaganya, tubuhnya pun limbung dan hampir jatuh jika orang itu tidak sigap menangkapnya.
“Nona, maaf. Aku pasti berat, jadi tolong biar aku sendiri ke kamar mandi!” ucapnya lirih.
Tapi orang itu tetap memeganginya, karena Emi pasti akan jatuh jika dia melepaskan perempuan itu.
Emi pun terpaksa diam saja ketika dibantu menuju kamar mandi, karena kandung kemihnya terasa penuh.
“Nona, tunggulah di luar. Jangan di sini, jijik!” ucap Emi lemas, seberapa kuat dia berusaha untuk
