“Kenapa belum dibalas? Masa kamu udah move on, Al?” Adrian bergumam sambil menyetir dan melirik ke arah ponselnya yang menempel di dashboard, membuka sebuah aplikasi email. “Nggak mungkin.” Ia menjawab pertanyaannya sendiri. “Dua tahun kita nggak mungkin kamu lupakan gitu aja, Al. Aku tahu itu.” Adrian mencoba menelepon nomor Alya lagi, tidak bisa. Menelepon nomor Reyna dan bahkan nomor kantor The Golden Vows, semuanya tidak bisa dihubungi. Sudah jelas bahwa Alya memblokir semua akses Adrian. “Ah, sial!” Adrian memukul kemudi mobil frustasi, satu tangannya memijat pelipis. “Please, please… Aku mau kita baikan, Al. Ethan itu bukan pria baik-baik,” lirihnya putus asa, seolah bicara pada Alya. Sejak Adrian pindah ke Medan, ia jadi kesulitan untuk fokus bekerja. Pikirannya dipenuhi oleh Al