Bab. 36

1845 Words

Jingga membuka mata perlahan saat sayup-sayup mendengar percakapan dua orang yang terdengar amat dekat dengannya. Kelopak matanya terpisah sepenuhnya dan saat itulah dia tahu kalau dirinya tidak sedang berada di kamarnya, di rumah. Rasa nyeri di kepala juga ruang geraknya yang terbatas menuntun pandangannya pada selang yang menancap dengan jarum di nadinya. Air mata Jingga kembali menitik saat teringat kejadian demi kejadian yang dialaminya hari ini. Bayangkan saja, ada begitu banyak kejadian mengharukan yang harus diterima Jingga. Sudah tak terhitung jumlahnya Jingga jatuh tidak sadarkan diri sejak mengetahui kepergian Nania. Ketika memandikan mantan ibu mertuanya, ketika menshalati jenazah hingga tubuh Nania akhirnya ditimbun dengan tanah. Jingga merasa hancur, rasanya bahkan jauh le

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD