02 - Bertemu Secara Kebetulan

1034 Words
Hingga pada akhirnya dirinya sudah berada didepan sebuah bangunan yang sangat besar, mungkin saja Perusahaan ini memiliki belasan lantai. Dia semakin percaya diri untuk melangkah masuk kedalam. Sebelum masuk kedalam, dia merapikan penampilannya didepan cermin kecil yang selalu dibawanya kemana - mana.  "Selesai! Aku harus bisa bekerja di Perusahaan ini. Ayo Bunga kamu pasti bisa!" Bunga melangkah masuk kedalam Perusahaan dengan penuh rasa percaya diri. Dia berjalan menuju ruang resepsionis dan tanpa ingin membuang waktu lagi, Bunga langsung bertanya kepada salah satu Karyawan wanita yang sedang duduk sambil menatap komputer yang ada dihadapannya itu. "Maaf, Permisi, Kak. Kalau boleh tau ruangan untuk interview dimana ya?" Tanyanya dengan sangat sopan. "Mbaknya tinggal lurus saja kekanan, lalu masuk kedalam lift, silahkan menuju lantai 5 ya. Nanti disana ada Karyawan yang akan membantu Mbaknya." "Oh begitu, terimakasih ya." Bunga pun berjalan pergi mengikuti arahan dari Karyawan tersebut. Dia dengan penuh semangat berjalan cepat menuju lift. Selagi menunuggu pintu lift nya terbuka, Bunga pun menghela nafasnya lalu menyempatkan diri menebalkan lipstik yang dia pakai agar lebih kelihatan. Tidak lama kemudian, pintu lift nya sudah terbuka, Bunga pun masuk kedalam lalu langsung menekan tombol lantai 5. Sesampainya disana, dia diarahkan oleh salah satu karyawan yang bertugas untuk membantu beberapa calon yang akan diinterview. "Silahkan menunggu disini dengan Pelamar lainnya ya Mbak sampai namanya dipanggil dari dalam sana." "Baik, terimakasih." Ucapnya lalu duduk di bergabung dengan 5 orang Pelamar lainnya. 'Mereka semua benar - benar sainganku? Aku tidak boleh lengah, aku harus diterima bekerja di Perusahaan ini!' Batin Bunga dengan penuh tekat yang kuat. Dia sudah terlanjur menyukai Perusahaan ini, sesuai dengan selera Bunga. Bunga pun mencari tau tentang segala sesuatu tentang seluk beluk Perusahaan yang baru saja dia Lamar ini. Dia sedang serius membaca. Tiba - tiba saja pintu ruangan itu terbuka, salah satu calon Pelamar itu keluar dengan menutupi wajahnya. 'Sepertinya dia sudah ditolak! Huft, untung saja.' Bunga mengelus dadanya sendiri merasa bersyukur karena dirinya masih mempunyai sebuah kesempatan. "Bunga Alesya..." Panggil seorang wanita muda yang berparas cantik. "Ya saya sendiri..." Bunga pun berdiri sambil mengangkat tangannya. Sekarang wajahnya sudah kelihatan sangat gugup sekaligus tegang. Apalagi setelah melihat beberapa calon Pelamar lainnya yang sudah keluar dengan berlinang airmata. Rasa gugup Bunga semakin menjadi - jadi. 'Sekarang sudah giliranku! Semoga aku bisa menjawab semuanya dengan baik!' Sebelum melangkah masuk kedalam ruangan interview itu, Bunga pun mengatur nafasnya terlebih dulu supaya dirinya bisa merasa jauh lebih tenang lagi dari sebelumnya. 'Aku pasti bisa!' Bunga pun masuk dengan langkah penuh percaya diri, senyuman manisnya sudah diperlihatkan diwajahnya. "Permisi..." "Silahkan duduk." Bunga duduk dihadapan seorang wanita yang kelihatan begitu sangar tanpa ada senyuman sama sekali diwajahnya. "Kamu benar Bunga Alesya?" "Iya, Bu. Benar itu saya sendiri." "Apa alasan kamu melamar di Perusahaan ini. Kemampuan apa yang kamu punya?" "Alasan utama saya, karena saya tertarik dengan Perusahaan ini setelah saya mencari tau banyak hal tentang Perusahaan ini. Jujur saya tidak menyangka bila saya bisa dipanggil di Perusahaan sebesar ini. Ini merupakan pengalaman pertama saya, Bu. Kalau bicara soal kemampuan, saya bisa menunjukkannya setelah saya diterima bekerja disini. Saya merupakan wanita yang begitu berambisius dalam melakukan segala hal, bila Ibu dan Perusahaan ini percaya kepada saya. Saya akan memberikan kemampuan terbaik saya disini."  "Kenapa kamu begitu percaya diri sekali kalau Perusahaan ini akan menerima wanita muda seperti kamu yang bahkan belum memiliki kemampuan dan juga pengalaman apa - apa dalam dunia pekerjaan?"  "Karena saya yakin bahwa saya bisa melakukannya.  Saya sadar diri bahwa wanita seperti saya yang belum memiliki cukup pengalaman bekerja pasti akan sulit diterima bekerja di Perusahaan manapun juga." Sang manager tertawa mengejek, "Oh iya? Apa yang bisa kamu lakukan bila kamu pada akhirnya tidak diterima bekerja disini? Apa kamu akan pergi berlari sambil menangis seperti beberapa calon Pelamar lainnya juga?" Bunga menggelengkan kepalanya, "Tentu tidak, karena saya begitu percaya diri." 'Mental wanita muda ini boleh juga! Dia bahkan tidak mememandang rendah ataupun merasa minder dengan apa yang aku katakan kepadanya.' Sang Manager sempat berpikir beberapa saat sebelum pada akhirnya membuat sebuah keputusan.  Bunga semakin merasa gelisah karena belum adanya keputusan untuk dirinya, dia begitu berharap bisa diterima Perusahaan ini. Dia sudah terlalu lelah untuk terus membuat lamaran pekerjaan. "Oke baiklah, saya ingin melihat bagaimana kemapuan kerja kamu selama disini." Sang Manager memberikan satu berkas untuk dibaca oleh Bunga. Bunga membukanya dengan senyuman yang terus saja mengembang diwajah cantiknya. Dia membaca sebentar sebuah kontrak yang tertulis disana, lalu dengan cepat langsung menandatanganinya tanpa berpikir panjang. "Selamat bergabung di Perusahaan ini!" Sang Manager pun mengulurkan tangannya menyambut Bunga di Perusahaannya. Dengan cepat Bunga menerima uluran tangan dari Manager yang sudah menginterview nya itu. "Terimakasih, Bu."  "Kamu bisa mulai bekerja mulai besok! Sebaiknya kamu bekerja dengan baik dan tunjukkan kemampuan terbaik yang kamu punya. Saya benar - benar sangat menantikannya." "Baik. Bu! Kalau begitu saya permisi." Bunga pun menundukkan kepalanya lalu bergegas keluar dari ruangan yang sangat horror baginya itu. Sesampainya diluar, dia begitu bersemangat, "Yess! Akhirnya aku diterima bekerja!" Teriak Bunga dengan begitu histeris lalu setelah sadar dirinya langsung menutup mulutnya, kemudian pergi berjalan menuju lift.  Rencananya hari ini dia memutuskan untuk berbelanja beberapa kemeja dan juga rok yang akan dikenakan pada saat bekerja. Selama ini dia tidak pernah menggunkan kemeja, biasanya bila dia pergi hang out dengan teman - temannya dia selalu mengenakan kaos lengan pendek atau pun hanya pakaian seksi dan juga dress mini. Maka dari itu dia tidak memiliki kemeja untuk pergi bekerja. Bunga mengemudikan mobilnya dengan begitu cepat, dia benar - benar mencari pakaian yang memiliki diskon saja. Padahal sebelumnya dia tidak perlu bersusah payah seperti ini, biasanya Bunga tinggal hanya mengambil setiap pakaian yang dia inginkan saja. Dia selalu menggunakan kartu kredit tanpa batasnya. Namun, kali ini dia benar - benar harus berhemat, mengingat dirinya juga belum mempunyai tempat tinggal. Bunga pun memilih beberapa pasang kemeja dan beberapa rok dan juga celana. Lalu dia pergi untuk mencobanya, setelah merasa cocok dengan seleranya, Bunga pun pergi untuk membayarnya.  Setelahnya Bunga pergi dengan membawa beberapa kantong belanjaan yang sudah memenuhi kedua tangannya. Bunga yang tidak ingin tergoda dengan beberapa barang, langsung masuk kedalam lift yang menuju langsung ke area parkiran dimana dirinya sudah memarkirkan mobilnya. Sesampainya Bunga dimobilnya, dia membuka bagasinya lalu memasukkan semua kantong belanjaan yang sudah membuat kedua tangannya pegal. Begitu Bunga menutup bagasi mobilnya, dia melihat sosok yang sangat dikenalinya, tiba - tiba saja detak jantungnya berdetak secara tak beraturan. 'Dia! Sejak kapan dia kembali?' Bunga pun memutuskan untuk mengumpet dibelakang mobilnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD