Eps. 88 Aku Akan Selalu Menunggu

1343 Words

Pagi itu ruangan kerja Devan masih dipenuhi ketegangan yang tak kasatmata. Suara ketikan jari-jarinya di atas keyboard terdengar cepat dan penuh tekanan. Ia mencoba mengubur kegelisahan dalam pekerjaan, namun sorot matanya tetap menyimpan letupan emosi yang sulit terkendali. “Pak, ada kiriman surat untuk Anda,” ucap sekretaris wanitanya dengan suara hati-hati dari balik pintu yang masih tertutup. “Ya, bawa masuk saja. Taruh di meja, nanti aku lihat setelah selesai,” jawab Devan, matanya masih terpaku pada monitor. Sekretaris itu melangkah pelan, meletakkan setumpuk dokumen beserta sebuah amplop bersegel resmi di meja. Ia sempat ragu, matanya menatap surat itu seakan ingin memperingatkan sesuatu, tapi akhirnya ia menunduk. “Baik, Pak,” ujarnya pelan sebelum menutup pintu dan pergi. Deva

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD