Eps. 52 Menunggu

1402 Words

Devan menatap punggung Rhea yang perlahan menjauh darinya. Suara lembut istrinya masih terdengar samar—suara yang biasanya hanya ia dengar saat Rhea berbicara dengannya, kini tercurah pada pria lain. Dadanya sesak. Ia merasa seolah sedang berdiri di luar rumahnya sendiri, terkunci di balik pintu yang tak lagi terbuka untuknya. Alisnya terpaut dalam, rahangnya mengeras. Tangan Devan mengepal di atas meja makan. Bukan karena kemarahan semata, tapi karena rasa terluka. Ia ingin bertanya langsung—siapa sebenarnya Arvin itu? Mengapa harus menelepon Rhea hanya untuk memastikan kondisi yang jelas-jelas bisa ia tanyakan sendiri jika diberi kesempatan? Rhea menyudut ke dekat jendela ruang tamu, menyandarkan bahu ke dinding sambil menatap keluar. Suaranya pelan, jelas, tapi tak cukup terdengar utu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD