Setelah Nala keluar dari ruangannya, Ebas kembali serius. Ia menatap Galih yang kini berdiri di hadapannya, membawa sesuatu yang tampaknya penting. “Apa yang ingin kau sampaikan padaku, Gal?” tanya Ebas, nada suaranya tenang, tetapi penuh perhatian. “Silakan Anda periksa ini terlebih dahulu, Tuan,” jawab Galih sambil menyerahkan sebuah map berisi dokumen yang tebal. Wajahnya tampak yakin, seolah tahu betul bahwa dokumen itu akan membawa kabar baik bagi atasannya. Ebas mengambil map tersebut, membuka halaman pertamanya, dan mulai membaca dengan seksama. Lambat laun, senyum tipis yang penuh kemenangan terukir di wajahnya. Matanya memancarkan kilatan puas saat ia terus membaca halaman demi halaman. “Ini… ini yang aku cari, Gal,” ucap Ebas akhirnya, suaranya sarat dengan kepuasan. Galih m

