25

1355 Words

"Pak Ebas, maaf, ruanganku di mana, ya?" tanya Nala dengan nada sopan setelah kembali dari berkeliling gedung IDY Corp. Wajahnya sedikit bingung, meski tetap terlihat manis dengan rambutnya yang tergerai rapi. Ebas, yang sedang tenggelam dalam tumpukan dokumen di meja kerjanya, menghela napas pelan tanpa mengangkat wajahnya. “Aku bukan bapakmu, Nala,” dengusnya tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen. Nala mengerucutkan bibir, merasa sedikit kesal dengan balasan itu. "Kan Bapak atasan saya," balasnya, mencoba mengingatkan posisinya. Akhirnya, Ebas meletakkan pena yang sejak tadi digenggamnya dan menatap Nala dengan senyum yang sulit diartikan. “Tapi ingat, kamu di sini bukan hanya sebagai karyawan, tapi juga calon istriku, Nala.” Wajah Nala memerah seketika. “Kok itu aja yang diin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD