Beryl_
Hari ini aku sangat puas membuat seorang perawat dibelakang ku kesusahan,Aku tak tahu kenapa aku sangat membenci perawat itu,yang jelas aku tak mau di anggap lemah.
Setelah soal topi tadi,aku sengaja mengerjai nya,aku bilang kalau topi berada diatas lemari,tapi sebenarnya aku menaruhnya di laci, hahaha..
Belum keusilan ku yang lainnya,itu cukup membuatnya jengah dan aku berharap kalau dia akan pergi dan tak kembali menjadi perawatku lagi.
"Cukup,kita berhenti dulu disini saya capek," Ucapku, aku tahu jika di tengah menahan kesal karena sikap ku,jelas terlihat dari sorot matanya yang menajam.
"Bisa tolong ambilkan minum ??" Pintaku.
Ia menyodorkan minum padaku dengan sedikit kesal.
"Heii !! Kamu kesal karena aku menyuruhmu dari tadi ?? Bukan kah itu tugas kamu ??"
"Nggak pak,itu sudah jadi tugas saya," Ia menjawab dengan senyuman,senyum terpaksa pastinya.
*Vania_
Aku kesal !! Sungguh kesal setengah mati,bagaimana tidak !! Dia terus menyuruhku untuk hal-hal yang tidak penting.
Sampai ia menyuruhku berhenti karena ia merasa lelah.
Hei !! Harusnya yang lelah itu aku,dia hanya duduk saja.
Aku memberinya sebotol air dan berkata yang membuatku semakin jengkel,jika bisa aku akan mendorongnya ke tengah jalan,membiarkannya ditabrak oleh mobil besar yang lewat.
"Kamu lagi sumpah serapah ya didalam hati?"
Astaga !! Orang ini apa bisa membaca pikiranku??
"Enggak pak,buat apa ??" Jawabku yang sebenarnya iya.
"Oh.."
Kita terdiam,entah apa yang harus aku obrolkan? Aku bingung.
"Hei !!" Orang ini membuka pembicaraan.
"Kenapa kau terus memakai masker ??" Ia bertanya karena aku masih belum membuka masker didepannya.
"E.. itu.. saya lagi flu pak," Jawabku sekenanya.
"Oh.. saya kira kamu malu karena merasa jelek ," Ingin rasanya itu mulut aku sumpel pake lampu taman,tajem banget.
Aku hanya tertawa kikuk.
Tak lama seorang wanita cantik menghampiri kita,lebih tepatnya Beryl.
"Hai Beryl ???"Sapanya.
Namun pandangan sebaliknya ditunjukkan pak Beryl.
Ia menatap tajam wanita cantik ini.
"Untuk apa kamu kesini ?!" Pertanyaannya terdengar sarkas.
"Aku hanya ingin menyapamu Beryl ,salahkah ??"
"Pergi !!" Aku tak salah dengar? Pak beryl mengusir wanita ini.
"Beryl,tak usah berlaga sombong,lihat keadaan mu,kamu bahkan tak bisa melakukan apapun,haha,," Wanita ini menghina majikanku,dengan tawa setannya.
Aku melihat pak Beryl mengepal erat tangannya,aku bisa melihat kekesalan diwajahnya.
Aku juga tak bisa menerima jika ada yang menghina seseorang yang kekurangan.
"Maaf, kalau Anda kesini hanya untuk menyombongkan diri,saya rasa anda salah tempat," Entah kekuatan dari mana aku bisa berkata seperti itu.
Wanita itu menoleh tajam kearah ku.
"Siapa kamu beraninya !! Cuma seorang perawat,rawat aja tuh majikan mu yang cacat" Ia mengucapkan kata cacat dengan penekanan.
"Anda tahu ?? Jika Anda menghina seseorang yang menurut anda itu suatu kekurangan dan kesalahan,itu sama halnya dengan Anda mensetarakan derajat Anda dengan seorang p*****r,ingat !! tuhan saja lebih menyukai orang beradab,daripada berilmu, kalau berilmu, setan pun ilmunya lebih tinggi !!" Lagi lagi aku berkata diluar dugaan ku.
Wanita itu membulatkan matanya,ia tahu saat ini aku tengah mempermalukan nya.
Ia pun pergi rasa kesal.
Hatiku merasa lega setelah wanita itu pergi,tidak dengan pak Beryl ia terlihat syok dengan kata-kata wanita tadi.
Aku tak tahu siapa dia,tapi sepertinya ada permasalahan diantara keduanya.
"Kita pulang ya pak,??" Tanpa menunggu persetujuan nya aku membawa pak Beryl kembali pulang.
Sesampainya dirumah,aku sengaja tak memberi tahu kejadian tadi pada bu Riana.
Pak Beryl langsung memasuki kamarnya dengan cepat.
"Kamu sudah keliling Van ?" Bu Riana bertanya padaku.
"Sudah bu,pak Beryl meminta pulang lebih cepat," Jawabku.
"Ohh,,ya dia memang kurang suka diluar," Balas bu Riana.
Tak lama aku bicara dengan bu riana,aku mendengar suara benda barjtuhan dari kamar Beryl.
Aku segera berlari begitu juga bu Riana.
"Ada apa Beryl?? Kenapa kamu begini lagi ??!" Aku tahu Bu Riana sudah sangat kewalahan menghadapi sikap anaknya ini.
Namun tak ada jawaban apapun.
Lantas bu Riana menatap ku seakan meminta penjelasan dariku.
"E.. maaf bu,sebelumnya saya minta maaf,saya belum menceritakan apa yang terjadi di taman tadi," Ucapku pelan.
"Katakan saja Vania,ada apa ??"
Aku pun menceritakan apa yang terjadi tadi,namun expresi bu Riana seperti biasa saja,mungkin ini memang penyebab dari masalah pak Beryl.
Bu Riana menarik nafas dalam-dalam "haaa.. saya sudah menduga,pasti penyebab nya hal yang sama,saya bingung harus bagaimana Vania,saya lusa harus ada meeting di luar kota,siapa yang akan mengawasi Beryl selama saya pergi" Bu Riana sepertinya bimbang antara anaknya dan pekerjaannya.
"Maaf bu,apa ibu selalu sendiri mengatasi pekerjaan ini ?? Dimana suami ibu ?" Aku mencoba bertanya.
Bu Riana terdiam,aku takut pertanyaan membuatnya tersinggung.
Namun ia tersenyum "Suami saya,atau ayahnya Beryl sudah lama meninggal,biasanya Beryl yang mengatasi permasalahan bisnis,cuma sejak dia mengalami kecelakaan dia sudah tak mau bertemu siapapun," Bu Riana menceritakan semuanya padaku,aku merasa ikut sedih,aku berempati untuknya.
"Maafkan saya Bu,saya tidak tahu,"
"Gak apa-apa Vania,malah saya senang kamu mau mendengarkan masalah saya," Sepertinya ia juga butuh seseorang untuk mendengarkan masalahnya.
"Ibu bisa menceritakan apapun pada saya,saya akan dengan senang hati mendengar nya."
"Terima kasih Vania, saya mau masak dulu untuk makan siang Beryl,kamu istirahatlah," Bu Riana menyuruhku istirahatlah,tapi aku akan membantunya memasak.
"Saya bantu bu, saya suka didapur,boleh saya ikut ??"
Bu Riana tersenyum "Boleh,sangat boleh,"
*
"Sial !!!" Umpat seorang wanita didepan pacarnya.
"Kenapa ??"
Wanita ini masih merasa kesal,terlihat dari nafasnya yang masih menggebu.
"Kau tahu Ardie ??? Aku bertemu Beryl,!" Ucap Mira.
Dan laki-laki didepannya adalah Ardie,mantan pacar Vania.
"Lalu ??"
"Aku sengaja memancing emosinya, aku membicarakan soal tubuhnya,"
"Kau berhasil ??"
"Ya, aku hampir berhasil memancing emosi nya,tapi sialnya perawat disampingnya membuatku naik darah !!" Ucap Mira kesal.
"Perawat ?? Memang apa yang ia ucapkan ??" Tanya Ardie.
"Ya,, dia menyamakan ku dengan p*****r,hanya karena aku sedikit menghina majikannya,"
Ardie tersenyum kecut," Hah ?? Berani sekali dia ?? kita balas nanti sayang," Ucap Ardie.
Wanita jalang ini mendekati kekasihnya,mengelus rahang tegasnya.
"Sayang, jangan pernah kamu meninggalkan aku demi apapun dan demi siapapun,karena aku telah memberikan semua nya padamu," Pinta Mira pada Ardie.
" I never leave you honey,," Balasnya.
Merekapun beradu kecup, menikmati setiap sentuhan masing_masing.
*
*
*
To be continue . . .
Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak ????
Terima kasih..