Seolah-olah Keenan bisa menembus pikiran Denada, bahkan sebelum bertemu wanita itu, ia dan istrinya sudah membahas semua ini. Sehingga tanpa tedeng aling-aling, Keenan melontarkan kalimat yang menusuk ke inti persoalan. Namun, Denada tak mau mudah terpancing—dia memainkan sandiwara dengan berpura-pura tak mengerti, mencoba menutupi niat sebenarnya. Ia menatap sendu, suaranya bergetar penuh luka, "Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa kamu benar-benar berpikir Mama punya niat jahat, Keenan?" Matanya menyiratkan kesedihan yang dalam. "Ck, sudahlah. Tidak usah berpura-pura lagi." Keenan menguatkan suaranya, menumpahkan segala kecurigaannya yang selama ini tersembunyi. "Bukankah Anda menginginkan Nadine hamil secepatnya? Setelah itu, Anda berencana merampas anak kami dengan kontrak palsu itu,