Happy Reading Hari-hari setelah kepergian Tuan Alex terasa begitu panjang dan sunyi. Rumah besar keluarga itu kini dipenuhi dengan aroma bunga sedap malam yang belum juga diganti sejak tahlilan pertama. Tirai ruang tamu dibiarkan setengah terbuka, membiarkan cahaya sore masuk, menerpa potret besar Tuan Alex yang dipajang di meja kecil di ruang utama, dihiasi bingkai kayu cokelat tua dan sepasang lilin putih di sisi kanan dan kiri. Sudah beberapa hari berlalu, tapi rasa kehilangan itu masih begitu nyata. Kania duduk di kursi panjang dekat jendela, menatap kosong ke luar. Di pangkuannya, ada sapu tangan yang terus ia remas dari tadi. Wajahnya pucat, mata sembab, dan bibirnya kering. Piring berisi sup ayam yang disiapkan Julio sejak tadi pagi masih utuh di meja. Uapnya sudah tak lagi meng