Bab 47. Kepergian Ayah

2250 Words

Happy Reading Suasana rumah mendadak berubah kacau. Piring-piring di meja makan masih berisi makanan yang belum tersentuh, aroma sup ayam hangat kini berganti dengan aroma obat dari kotak P3K yang terbuka di atas meja. “Ayah! Ayah, bangun, Yah!” suara Kania pecah di udara. Ia mengguncang pelan bahu sang ayah yang kini sudah terkulai di kursinya. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Julio yang duduk di seberang langsung berdiri. “Pak Rudi! Cepat panggil ambulans sekarang juga!” suaranya menggema di seluruh ruang makan. Ia lalu menunduk, memeriksa nadi di pergelangan tangan Pak Alex. “Detaknya lemah banget,” gumamnya panik. Kania menatap wajah ayahnya, matanya berkaca-kaca. “Ayah, dengar Kania ya? Ini Kania, Yah… ayo bangun, jangan bikin Kania takut.” Julio mencoba menenangkan istrinya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD