Janji Adrian

1476 Words
Adrian memang pulang agak malam karena ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan di kantor majalah tempatnya dia bekerja saat ini. Adrian memang memulai karier fotografernya semuanya dari nol setelah ia memutuskan tak mengambil fasilitas yang diberikan oleh sang papa. Dan benar-benar keluar dari keluarganya yang super kaya raya karena Adrian ingin membuktikan bahwa ia mampu untuk mandiri tanpa memakai pengaruh dari keluarganya. Bahkan Adrian benar-benar ingin melepas segala embel-embel nama keluarga Levin lagi. Karena Adrian tahu jika ia masih menggunakan nama Levin maka ia tak akan bisa hidup sesuai dengan apa yang diinginkannya. Bahkan orang-orang tak tahu jika ia adalah putra dari keluarga Levin. Karena Adrian sengaja tak mengatakan identitas aslinya. Orang-orang hanya tahu namanya Adrian France. Adrian sengaja tak menambahkan nama Levin di belakang namanya. Orang lain yang pertama kali mengenal Adrian pasti sedikit asing mendengar nama France di belakang namanya. Sebenarnya nama France dipilih sang mama karena mamanya sangat suka negara Perancis. Bahkan sang mama dulu pernah bercita-cita untuk menghabiskan sisa hidupnya di Perancis. Sang mama pernah bercerita kepadanya bahwa ketika beliau pertama kali datang ke Perancis, beliau langsung jatuh cinta dibuatnya. Menurut beliau Perancis menyimpan banyak cerita dan juga kenangan yang indah bagi sang mama. Hingga ia pun memberikan nama France di belakang nama Adrian. "Rasti semuanya udah clear kan? Kalau udah gak ada pekerjaan lain aku cabut sekarang ya?" tanya Adrian pada salah satu karyawan di kantor majalah tempatnya bekerja saat ini. "Iya Adrian udah Selesai kok. Kalau kamu gak ada kerjaan lagi bisa langsung pulang aja gak apa-apa kok. Nanti kalau aku butuh yang lain aku kontak kamu lagi. Jadi kamu harus tetap siap kalau aku butuh bantuan lagi. Kamu tahu gimana editor di kantor ini. Dia benar-benar sangat perfeksionis jadi tak suka jika ada kesalahan sedikit pun," jawab Rasti yang masih fokus dengan pekerjaannya saat ini. "Ok siap. Kamu nanti bisa langsung hubungin aku aja kalau masih ada yang kurang ataupun butuh bantuan apapun itu aku akan siap membantu. Kalau gitu aku cabut sekarang," kata Adrian yang sudah pergi dari ruangannya Rasti. Adrian pun segera melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang ia parkir di tempat parkir mobil. Hari ini pekerjaannya cukup banyak dan sepertinya ia akan langsung pulang ke apartemennya untuk bisa segera tidur. Untung saja sepanjang perjalanan menuju apartemen miliknya tak macet jadi ia tak perlu repot-repot untuk bermacet-macetan ria di jalan. Karena jika ia harus mengalami kemacetan maka ia pasti akan langsung bad mood seharian ini. Ketika ia sedang di jalan tanpa Adrian duga ia bertemu dengan wanita yang sudah lama ia sukai dan selalu menjadi imajinasinya. Wanita itu tampak kebingungan berdiri di tepi jalan. Adrian pun menepikan mobilnya untuk melihat apa yang terjadi kepada wanita yang ia cintai itu. Dengan perlahan pun ia berjalan ke arah wanita yang ia cintai dan juga selalu bisa membuat harinya lebih berwarna dengan melihat ekspresi wanita itu. Semakin berjalan mendekat Adrian bisa melihat bagaimana ekspresi kesal dari wanita yang ia cintai itu. "Perlu bantuan sayang?" tanya Adrian ketika sudah ada di dekat wanita yang ia cintai. Renata yang memang sedang kesal karena mobilnya mogok dan baterai ponselnya mati pun langsung melihat kearah suara yang memanggilnya. Dan ketika tahu siapa yang memanggil dirinya ia langsung merasa kesal. "Kamu...?" kata Renata kaget. Dengan senyum yang terlihat manis Adrian pun berjalan mendekat kearah Renata untuk melihat situasi yang sebenarnya terjadi. "Mobil kamu mogok ya? Coba aku lihat dulu siapa tahu bisa aku benerin," kata Adrian setelah melihat situasi yang ada. "Udah tahu mogok pakai tanya segala," jawab Renata ketus. "Sayang kamu kalau ngambek gitu kelihatan cantik banget deh. Aku jadi tambah suka aja sama kamu," goda Adrian tak tahu malu. "Udah deh kalau kamu cuma mau ganggu aku gak perlu. Kamu bisa pergi dan biarkan aku sendiri," jawab Renata semakin bertambah kesal. "Kamu yakin berani aku tinggalin disini sendirian? Sebentar lagi hari beranjak malam dan aku di jamin daerah ini kalau gelap tuh menyeramkan. Ditambah lagi di sekitar daerah ini rawan kejahatan. Banyak perampok dan pemerkosa. Jadi lebih baik kamu ikut aku pulang aja sambil nanti aku hubungin teman aku yang dari bengkel. Karena mobil kamu memang butuh masuk bengkel sekarang," kata Adrian mencoba memperingatkan Renata sekaligus menakut-nakutinya. Sebenarnya Renata tahu kalau daerah sini rawan aksi kejahatan. Ditambah lagi Renata gak suka dengan hal-hal yang berbau mistis jadi ia harus berpikir baik-baik. Apalagi disini dia cewek sendirian pasti akan jadi sasaran empuk bagi para penjahat untuk mengambil barang-barang berharganya atau lebih parahnya lagi memperkosanya. Jelas-jelas itu bukan opsi yang ingin Renata ambil. Walaupun dirinya tipe wanita modern dan mandiri tapi Renata tidak menganut kepercayaan s*x before married. Itu pantang bagi Renata. Bukannya sok religius tapi memang Renata tak suka jika tubuhnya dijadikan sasaran laki-laki yang hanya menginginkannya secara nafsu saja bukan karena ia mencintai dirinya. Jadi sampai detik ini Renata masih bisa menjaga dirinya dengan sahabat baik. "Aku mau menerima pertolongan kamu gara-gara gak ada jalan lain. Kalau aja ponsel aku gak lowbat mungkin aku sudah menolak tawaran kamu itu," kata Renata yang terlihat marah dan ketus dengan apa yang ia alami saat ini. "Iya deh sayang terserah kamu aja. Kamu tunggu disini sebentar biar aku hubungi teman aku biar mobil kamu dia bawa," jawab Adrian dengan tenangnya. Adrian pun kembali ke mobilnya untuk mengambil ponsel miliknya dan segera menghubungi temannya yang dari bengkel itu. "Tio kamu bawa aja tuh mobilnya. Nanti kalau udah jadi kamu bisa hubungin aku aja," kata Adrian ketika temannya yang dari bengkel datang. "Ok Adrian nanti aku hubungin kamu aja," kata Tio yang merupakan teman Adrian. Setelah itu Tio pun membawa mobil milik Renata dan membawanya ke bengkel miliknya. "Ayo sayang aku antar kamu pulang. Gak baik cewek cantik kayak kamu di luar malam-malam kayak gini," goda Adrian lagi. "Stop panggil aku sayang. Kita gak punya hubungan apa-apa. Kita hanya punya hubungan kerja saja. Dan dikantor saya boss kamu kalau kamu ingat itu," kata Renata penuh penekanan. "Itu kan kalau di kantor sedangkan saat ini kita gak punya hubungan antara boss dan juga karyawan. Mungkin sekarang kita gak punya hubungan apa-apa tapi aku janji suatu saat nanti kita bisa memiliki hubungan lebih dari sekedar atasan dan bawahan. Dan aku pastikan itu bakal terjadi," kata Adrian penuh keyakinan. "Dasar cowok gila," kata Renata kesal. Renata pun memilih untuk masuk ke mobil Adrian daripada mendengarkan omongan Adrian yang tidak-tidak seperti itu. Ia sudah terlalu lelah untuk memikirkan semua ini. Ia benar-benar ingin bisa cepat pulang dan tidur. Karena ia butuh tidur. Tak lama Adrian pun melajukan mobilnya. Dan sepanjang perjalanan yang tak ada yang membuka suara satu sama lain. Terutama Renata yang memang tak ingin berbicara kepada Adrian. Setelah perjalanan yang cukup panjang mobil yang dikendarai Adrian menepi di sebuah warung kaki lima yang menjual nasi dan mie goreng. "Loh kok kita berhenti disini? Aku kan mau pulang?" Renata sudah mulai protes ketika Adrian belum juga mengantarkan Renata pulang. "Sayang aku lapar jadi kita makan malam dulu setelah itu aku antar pulang," jawab Adrian santai. "Tapi aku gak lapar dan aku mau pulang," kata Renata yang masih menolak permintaan dari Adrian. "Terserah kamu mau pulang tapi aku mau makan dulu. Kalau kamu mau pulang sendiri percuma saja karena gak ada taxi yang lewat daerah sini," jawab Adrian santai. Adrian pun turun dari mobil dan langsung memesan sepiring nasi goreng untuk dirinya. Karena ia memang benar-benar lapar saat ini. Sedangkan Renata memilih untuk menunggu di mobil aja. Tapi mencium bau nasi goreng yang begitu enak membuat perut Renata jadi keroncongan. Hingga ia pun ikut memesan sepiring nasi goreng untuk dirinya. Ternyata nasi goreng disini tak kalah enak seperti nasi goreng di restoran. Dan Renata pun menghabiskan nasi goreng pesanannya. Setelah itu baru Adrian mengantarkan Renata pulang ke apartemen miliknya. "Makasih sudah nganterin aku. Dan aku mau tahu gimana cara menghubungi teman kamu? Soalnya akhir pekan ini mobilnya mau aku pakai." Renata pun menanyakan perihal mobilnya kepada Adrian karena memang akhir Minggu ini ia ada janji. "Kamu tenang aja sebelum akhir pekan mobil kamu sudah selesai dan akan aku kirim kesini," kata Adrian lagi-lagi dengan santainya. "Gak usah. Nanti biar aku ambil sendiri aja. Aku gak mau merepotkan kamu dan juga menambah hutang Budi sama kamu," kata Renata dengan jujur. "Kalau berhubungan dengan kamu aku gak pernah merasa repot sayang. Dan siap hutang Budi kamu bisa membayarnya dengan menemani aku sepanjang hidup kamu," goda Adrian lagi. "Percuma ngomong sama cowok gila kayak kamu gak akan pernah nyambung," jawab Renata masih dengan nada ketus. Renata pun memilih untuk masuk ke apartemennya daripada berurusan dengan cowok gila kayak Adrian itu. Karena ia tak punya waktu untuk meladeni cowok seperti Adrian. "Kamu kelihatan sangat cantik sayang kalau lagi marah. Dan seperti janji aku tadi aku pastikan kamu jadi milik aku. Walauapun cara aku untuk mendapatkan kamu dengan cara kotor aku tak peduli. Karena aku yakin jika kamu adalah wanita yang akan menghabiskan waktu bersama dengan aku," janji Adrian sambil menanti kearah Renata yang sudah masuk ke aparteman miliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD