Albi tidak mengatakan apapun lagi setelah malam itu, mereka berdua kembali tidur di kamar masing-masing. Bahkan esok paginya saat Isyana terbangun, sosok lelaki itu sudah tidak ada di rumah. Albi hanya meninggalkan sebuah catatan kecil di pintu kulkas. “Terimakasih sudah merawatku dengan sangat baik. Aku benar-benar sehat. Maaf, hari ini aku harus pergi keluar kota. Aku tidak tega membangunkanmu, semuanya sangat mendadak.” Pesan singkat yang membuat Isyana tertegun selama beberapa saat. Kemana Albi pergi? Kepentingan apa yang membuatnya sampai tidak sempat membangunkan Isyana sampai harus menaruh catatan kecil seperti ini? Banyak pertanyaan yang membuat penuh isi kepalanya, bahkan roti isi tidak lantas mengalihkan perhatiannya dari secarik kertas yang dibiarkan Isyana menempel di pint

