“Aduh ...,” ucap Atlantis yang kemudian menghela napas pelan sekaligus dalam. Atlantis baru saja duduk di kursi sebelah Langit. Sejenak ia menoleh, menatap kembarannya. Sebelum akhirnya kembali menatap ke depan. Di sana, Alessya yang sudah tumbuh menjadi gadis dewasa, baru saja dijemput kekasihnya. “Berasa jompo banget. Si Alessya bahkan nyaris dilamar pacarnya. Eh, ... Mas Tata kok masih betah nge–duda.” Atlantis menghela napas beberapa kali. Napasnya masih memburu lantaran ia baru saja lari hanya untuk memberikan ponsel Alessya. Beberapa saat lalu, ponsel Alessya ketinggalan di meja bundar mungil yang memisahkan kursinya dan Langit. Setelah menghela napas pelan sekaligus dalam, Langit menaruh ponselnya di meja. Ia meluruskan kedua kakinya, kemudian menyandarkan punggung berikut kepal