Laura duduk di ruang tamu, menyesap jus bayam yang baru saja ia buat. Rasa pahit itu sudah biasa baginya, tetapi ia tetap meminumnya dengan harapan bisa segera hamil. Pintu utama tiba-tiba terbuka, dan sosok Laisa masuk dengan langkah tegap. Matanya langsung menangkap Laura yang sedang duduk seorang diri. Laisa berdecak kecil, lalu berjalan mendekat dan duduk di sofa di depan Laura. Pandangannya datar, tetapi sorot matanya tajam. "Laura, sudah enam bulan menikah, kenapa belum ada tanda-tanda kehamilan?" Laura terkejut dengan pertanyaan itu, tetapi segera meletakkan gelas jusnya dan menundukkan kepala. "Aku sedang mengusahakannya, Ma," jawabnya pelan. "Aku makan makanan sehat dan rutin minum jus untuk kesuburan." Laisa menghela napas pelan, lalu menyilangkan tangannya di d