Dayana tidak siap dengan pertanyaan Daffian, dia berdehem beberapa kali sambil terlihat berpikir. "Hmm, aku belum pikirkan, Mas. Aku kan sedang marah dengan Mas Daffian, jadi belum sempat memikirkannya." Daffian memicingkan matanya ke arah Dayana. "Kamu sengaja membuatku penasaran kan, Day?" Dayana tertawa manja sambil memukul pelan d**a Daffian. "Mas bisa saja. Aku tidak bermaksud begitu kok." "Dayana yang aku kenal sudah kembali rupanya, aku kangen manjamu seperti ini." Daffian mencubit pipi Dayana. Mereka berdua bak sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, padahal Dayana tidak menaruh rasa sama sekali untuk Daffian. Ia hanya berusaha mendekati pria itu untuk membalas dendam sang kakak. *** "Apa kerja sama dengan perusahaan Pak Daffian tetap dilanjutkan?" tanya sekretaris Elnat

