Aku lelah. Bukan sudah nggak cinta, melainkan sudah merasa hampa dengan semua keadaan yang tak sejalan dengan harapan. Nggak kecewa juga, hanya berada di suatu titik yang lebih dari itu. Tak ada keinginan menyalahkan siapa pun, kecuali diri sendiri yang terlalu menggantungkan tinggi harapan pada orang lain. Aku nggak menangis. Air mataku seolah kering. Ibarat sungai yang airnya surut, nestapa dan retak-retak adalah keadaanku sekarang. Hujan bukan lagi harapan, hanya sebuah keinginan yang sudah ditinggalkan. Menunggu mati, mungkin itu yang kulakukan sekarang. Bukan mati beneran, hanya ingin melepaskan segalanya dan merelakannya. "Nggak mau kutang eh ngutang?" Celetukan dengan kata-kata sengaja dipelesetkan itu membuatku menatap datar ke arah Erika, si cacing air tawar. "Ngga

