80

2002 Words

Sama seperti Dante, keadaan Sean pun tidak jauh berbeda. Selama semalaman suntuk dia tidak tidur sama sekali. Bahkan posisi tubuhnya tidak banyak berubah, dia masih terduduk dengan kedua tangan terlipat di depan dagu. Sementara pikirannya dipenuhi oleh Oceana dan Oceana. Dia merasa waktu berjalan dengan sangat lambat. Bagaimana tidak. Baru satu hari Oceana menghilang namun dia merasa seperti sudah kehilangannya selama ribuan tahun. Bukan lebay, tapi memang itulah yang Sean rasakan saat ini. “Hah ...” Desahan panjang terdengar memenuhi kamar hotel. Sean menyugarkan rambutnya kemudian menyenderkan kepalanya di sandaran kursi. “Ini benar-benar sangat menyiksa.” Di tengah-tengah kegundahan hati Sean, tiba-tiba suara ketukan pintu memenuhi kamar hotelnya. "Siapa?” “ini kami bos.” “Masuk.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD