71

1804 Words

Oceana yang mendengar Mamanya dan Sean saling menyapa satu sama lain dengan nada senang. Jelas tidak bisa menyembunyikan raut bingung bercampur herannya. Bagaimana tidak bingung, bayangkan saja. selama ini mamanya tinggal dibandung lalu bagaimana caranya sang Mama mengenal Sean, wajar bukan kalau dia bertanya-tanya? "Tunggu dulu, sejak kapan mama kenal dia?” Oceana menyipitkan matanya seraya menatap mereka secara bergantian lalu kemudian dia membentuk tangannya dengan tanda kutip. “Jangan bilang kalian ada main—” Belum sempat Oceana menyelesaikan ucapannya Amira sudah lebih dulu menjitak kepala Oceana. “Jangan sembarangan kamu.” Amira melotot kesar pada putrinya. “Dia ini orang yang udah bantuin nunjukin jalan keruangan ini.” “Bilang dong dari tadi,” keluh Oceana, dia mempoutkan bibi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD