Beberapa saat telah berlalu namun ruangan perawatan Oceana tampak hening, hanya terdengar suara detak jarum jam yang bergema. Tanpa ada yang berbicara sepatah katapun. Sean dan Amira masih terlihat terduduk di sofa sementara Dante, dia duduk di samping tempat tidur Oceana. Udara disekitar mereka terasa tegang dan penuh sesak. Oceana menatap tiga orang di depannya secara bergantian. Tidak tahan dengan keheningan yang mencekam, Oceana mencoba berbicara pada Dante. “Dante, apa yang lo bawa?” tanya Oceana sembari menunjuk kantong kresek. Terkejut, Dante segera mengalihkan pandangannya ke arah Oceana sedetik kemudian dia tersenyum. “Oh ini?” tanya Dante balik bertanya, sekedar memastikan sembari mengangkat kantong kresek. Oceana mengangguk. “Ini snack kesukaan lo, tadi gue beli di kanti