Clara POV Mendengar Andika mengatakan dia bersedia melamarku menjadi istrinya, hatiku melonjak bahagia. Tanpa ragu, aku langsung menyebutkan tanggal, 11 Januari untuk meresmikan pernikahan aku dan Andika. Andika menatapku, alisnya sedikit terangkat. “Maksudmu, 11 Januari tahun depan, kan? Bukan yang beberapa minggu lagi.” Aku menggeleng dengan tegas, senyumku tak goyah. “Tidak. Aku ingin kita menikah pada 11 Januari yang tinggal beberapa minggu lagi.” Dia menggeleng pelan, wajahnya tampak ragu. “Mana sempat, Clara. Itu tidak sampai dua minggu. Bagaimana kita bisa mempersiapkan pernikahan dalam waktu sesingkat itu?” Aku menarik napas panjang, mencoba tetap tenang meski hatiku berdebar. “Aku tidak perlu pesta besar, Bang. Kamu hanya perlu melamarku, lalu kita mendaftarkan pernikahan ki