Bab 71 Bantuan

1044 Words

Dapur kontrakan itu dipenuhi aroma gosong. Asap tipis menari dari panci yang tergeletak di atas kompor. Gibran mematikan api buru-buru, panik melihat bubur yang seharusnya lembut dan hangat kini berubah jadi adonan hangus keabu-abuan. “Aduh…” gumamnya pelan, menatap hasil masakannya dengan wajah pasrah. Dulu, ada chef pribadi di rumah besar tempat ia tinggal. Sekarang, ia bahkan gagal memasak semangkuk bubur untuk istrinya sendiri. Ia menoleh ke arah kamar, tempat Rania terbaring di kasur tipis dengan tubuh berselimut. Wajah istrinya pucat, keringat dingin menetes di pelipis, tapi saat Gibran muncul sambil membawa panci gosong itu, Rania memaksakan senyum kecil. “Wangi… buburnya, Gib,” ucapnya dengan suara lirih, berusaha terdengar ceria. Gibran menatapnya iba. “Wangi gosong, iya. Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD