Tiga hari sejak Alvaro meninggalkan rumah, dan selama itu pula Arielle mulai merasa seperti sedang tinggal di sebuah rumah yang menyimpan terlalu banyak rahasia.
Bukan karena kesunyian atau pengawalan ketat. Tapi karena suara-suara kecil di sudut lorong, gumaman di dapur, dan bisik-bisik lirih di antara pelayan yang selalu menunduk begitu ia melintas.
Arielle hanya diam. Tapi pendengarannya menyerap semuanya.
Pagi itu, ia turun sendiri ke dapur. Mengenakan gaun satin panjang tanpa lengan dan rambut disanggul asal. Elegan tanpa usaha.
Pelayan buru-buru menunduk begitu melihatnya masuk. Tapi satu dari mereka tak sempat mengerem ucapannya.
“…wanita yang sebelumnya cuma bertahan dua malam. Setelah itu, dia dikirim ke luar negeri. Entah hidup atau mati, tidak ada yang tahu.”
Arielle berhe
