Alvaro membuka pintu vila tanpa suara. Udara malam menyambutnya, dingin dan lembap. Langkahnya mantap menuju kamar utama. Lampu di dalam kamar menyala temaram, memberikan cahaya samar yang menyiratkan kehangatan tersembunyi di balik ketenangan ruangan itu. Arielle berdiri di depan cermin panjang, mengenakan baju tidur satin merah marun yang sangat terbuka. Gaun itu hanya bertali tipis, tembus pandang, dan terlalu singkat hingga memperlihatkan sebagian besar pahanya. Rambutnya basah, masih meneteskan air sisa mandi. Ia sibuk membetulkan tali bahunya saat mendengar suara pintu dibuka. Refleks, Arielle menoleh dan terperanjat. "Kau?" serunya kaget, napasnya tercekat. Alvaro berdiri di ambang pintu dengan mata yang mengunci setiap inci tubuhnya. Tatapan itu dalam dan panas, seperti bara yan