Suara tembakan mengguncang udara, keras dan memekakkan telinga. Burung-burung yang bertengger di pepohonan terbang berhamburan. Arielle menjerit, tubuhnya gemetar hebat. Ia menoleh cepat, matanya melebar, dan di tanah berumput ia melihat sosok pria berpakaian lusuh yang tadi berlari. Tubuhnya terkapar, kedua kakinya berdarah. Satu peluru menembus kaki kiri dari Alvaro, dan yang lain menancap di kaki kanan, ditembak presisi oleh Matteo dari arah berbeda. Napas Arielle memburu, dadanya naik turun. Meski bukan pertama kali ia melihat Alvaro menembak, ketegangan itu tetap mencengkeram seluruh tubuhnya. Dunia seperti berhenti bergerak, hanya suara erangan penyusup yang menyayat telinga. Alvaro tetap tenang. Matanya tidak beranjak dari pria yang tergeletak, lalu ia memberi isyarat dengan gerak