Malam itu berakhir dengan mereka berdua terlelap, tapi pagi datang jauh lebih cepat daripada yang Anggita harapkan. Matahari bahkan belum naik ketika Rafka sudah berdiri di depan jendela kamar, mengenakan kemeja hitam dan celana bahan yang pasti tidak masuk kategori “kasual.” Anggita menggeliat, rambut acak-acakan dan suara serak bangun tidur. “…my husband, kok udah rapi banget? Ini jam berapa?” “Jam lima lewat empat puluh.” Rafka menatap jam tangannya, lalu kembali menatap istrinya yang terlihat seperti burrito manusia di bawah selimut. “Aku ada meeting internal jam tujuh. Tim PR mau masukkan press statement yang sudah kita bahas.” Anggita duduk sambil menyibak rambutnya. “Baru bangun aja aku udah trending. Kasian banget netizen capek gara-gara kita.” “Bukan kita,” koreksi Rafka, men
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


