Bab 22 Arti Kehadiran

1276 Words

Sinar matahari menyelinap pelan melalui celah tirai kamar, menimpa wajah Anggita yang masih setengah terlelap. Hembusan angin lembut dari pendingin ruangan membuat ujung rambutnya bergoyang pelan, sementara aroma sabun dari bantal Rafka masih menempel di hidungnya. Ia menggeliat pelan, matanya setengah terbuka, dan hal pertama yang ia lihat adalah daada bidang Rafka yang naik-turun dengan ritme napas yang tenang. Ia tersenyum kecil. Tidak ada bunyi alarm pagi ini. Tidak ada dering telepon atau notifikasi pesan. Hanya suara napas suaminya dan desiran lembut udara yang membuat pagi terasa damai. “Seandainya setiap pagi begini,” bisiknya, lebih pada diri sendiri. Ia memiringkan kepala, memperhatikan wajah Rafka yang masih tertidur. Dasi yang semalam belum sempat digantung tergantung di leh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD