Hari-hari Amaya tetap berjalan seperti biasanya, meski tak dapat Amaya pungkiri bahwa adanya Respati dan perjuangan cintanya membuat Amaya bersemangat menjalani hidup yang lebih baik. Amaya merasa ada celah untuknya merasakan apa itu ‘bahagia’. Walau untuk saat ini ia belum bisa menerima cinta Respati. Dalam artian, Amaya masih ingin menyaksikan sejauh mana Respati berjuang. Benar sekuat itukah Respati berjuang sendiri? Pak Respati Pagi, May. Hari ini saya ingin bertemu denganmu, tapi tiba-tiba saya teringat bahwa hari ini ada pekerjaan penting yang menanti untuk saya kerjakan :( Amaya Bisa besok atau besoknya lagi. Pekerjaan Bapak jauh lebih penting. Pak Respati Begitu ya? Tapi kamu pun penting, Amaya.. Amaya tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila hanya karena berbalas