CHAPTER-19. OPEN THE DOOR.

2587 Words
CHAPTER-19. OPEN THE DOOR. MIDNIGHT mendengar pembicaraan antara Brady dan Lennon. Sejujurnya, dia cukup tersinggung dengan kata-kata Brady, pria itu merendahkan martabatnya di hadapan Lennon. Meskipun semua yang dikatakan oleh Brady sepenuhnya benar, tapi… Tidak! Midnight menolak untuk membiarkan pria itu menang. Malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan untuk mereka berdua. Baik Brady maupun Midnight telah mempersiapkan diri untuk menghadapi permainan ranjang mereka. Setelah menyaksikan balapan dan kemenangan Brady, mereka bergegas kembali ke hotel. Brady memberinya waktu untuk beristirahat selama pria itu berkumpul dengan teman-temannya. Midnight menggunakan kesempatan itu untuk melakukan bikini waxing. Ia ingin tampil sempurna di depan pria itu. Waktu yang dia miliki memang tidak banyak, begitu selesai dengan bikini waxing Midnight melanjutkan dengan perawatan yang lain dengan dibantu oleh kedua pelayan dan beberapa orang yang sengaja mereka panggil ke hotel. Ada begitu banyak yang harus dia lakukan seperti; membesihkan bulu kaki dan tangan, mengecat kuku, merapikan rambut, dan sentuhan terakhir seperti make up. Semula Midnight mengira tinggal dengan Brady akan menjadi neraka seperti yang sering ia baca di novel-novel atau film, tapi ternyata dia salah besar. Selama ini Brady memperlakukannya seperti seorang Ratu. Dua pelayan khusus yang memenuhi semua kebutuhannya, pakaian yang layak dan bermerek, skincare, make up dan masih banyak lagi termasuk uang. Midnight benar-benar tidak menyangka Brady mau meluangkan waktu dan uang hanya untuk membuat dirinya merasa nyaman berada di dekat pria itu. Ia mengira pria itu melakukannya pada semua wanita yang berkencan dengan Brady tapi menurut penuturan Lennon, dialah wanita pertama yang diperlakukan bak Ratu oleh Brady. Saat Brady tengah beraksi di tengah sirkuit, Midnight sempat berbincang dengan Lennon. Lebih banyak dia yang bertanya pada pria itu mengenai Brady. Terakhir, ia meminta Lennon untuk membantu pelayannya pergi keluar mencari lingerie dan semua perawatan yang dia butuhkan tanpa sepengetahuan Brady. Rencananya berhasil. Saat Brady kembali ke kamar mereka, ia telah selesai dengan make up khas wanita dewasa, lingerie putih yang membalut tubuh mungilnya dan sebotol anggur yang sengaja ia pesan dari Lennon. Midnight mengambil gelas dan menuang anggur untuk dirinya dan Midnight. Tanpa sepengetahuannya, Brady menghubungi Lennon dan tak lama setelah itu Lennon datang ke kamar mereka dengan membawa sesuatu yang tidak diketahui oleh Midnight. Sialnya, Midnight justru mendengar obrolan antara dua laki-laki itu. Pembicaraan yang tidak seharusnya dengar. Yang secara langsung menyakiti perasaannya tapi Midnight bersumpah akan membuat pria itu menyesali setiap kata yang dia gunakan untuk merendahkannya. ““I want to f4ck you.” Ucap Midnight setelah berhasil menurunkan celana Brady. Ia bisa melihat dengan jelas betapa terkejutnya pria itu. “May I?” Brady hanya bisa meneguk salivanya tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun. Midnight membawa satu tangannya untuk membelai bagian tubuh Brady yang sudah mengeras. Ia menggerakkan tangan maju-mundur sementara tangan yang lain ia gunakan untuk menggoda d**a Brady. “Kuharap aku tidak menyakitimu karena aku tidak terlalu tahu bagaiman cara melakukannya.” Aku Midnight. Setelah berhasil menemukan kembali kata-kata yang sempat hilang dari benaknya, Brady akhirnya membuka mulut. “Berapa pria yang sudah pernah kau sentuh seperti ini?” kali ini nada suara Brady tajam dan penuh dengan ancaman. Kobaran gairah di mata pria itu nyaris padam, hal itu entah bagaimana menyakiti Midnight secara tidak langsung. Apakah aku seburuk itu? “Hanya dirimu.” Ujar Midnight jujur. Apakah sentuhannya menyakiti Brady? Midnight tidak tersinggung dengan pertanyaan Brady, dia hanya kecewa dengan dirinya sendiri. Tidakkah dia bisa memuaskan Brady sekali saja? Bukannya memadamkan gairah pria itu lewat sentuhan tangannya. Midnight mengambil napas dalam-dalam, siap menerima apa pun yang nanti akan diucapkan oleh Brady. Apa pun itu! Pria itu menangkap tangan Midnight yang bermain di dadanya. “Kau yakin?” “I swear.” Midnight berkata tegas. “Tolong katakan padaku jika kau terluka.” Rupanya ucapan Midnight menimbulkan keraguan yang cukup besar di mata Brady. Pria itu membuka mulut tetapi Midnight lebih dulu menyela. “Aku tahu ini yang pertama untukku tapi kurasa aku sudah belajar sebelumnya.” “Belajar?” tanya Brady dengan sebelah alis terangkat cukup tinggi. “Ya. Ada yang salah?” Midnight mengembuskan napas kesal. “Aku melakukan semua ini untukmu.” Ia meremas bagian tubuh Brady yang semakin mengeras itu. Midnight bertanya-tanya dalam hati, bagaimana rasanya jika benda sebesar itu harus masuk ke dalam bagian intimnya? Apakah rasanya sakit? Dengan satu gerakan cepat, Brady menangkap kedua tangan Midnight dan menguncinya di belakang tubuh gadis itu. “Aw!” gadis itu menjerit kecil. “Apa yang kaulakukan?” “Apa yang kaupikirkan saat ini?” “Tidak ada!” jawab Midnight ketus. Mereka nyaris telanjang dan Midnight belum ingin berhenti sebelum ia berhasil mengalahkan Brady. Brady menatapnya tajam, Midnight tahu dia tidak akan bisa pergi begitu saja sebelum menjawab pertanyaan pria itu. “Mid.” Akhirnya Midnight mengambil napas dalam-dalam. “Kau benar-benar mau tahu?” tanyanya dan langsung diangguki oleh Brady. “Lain kali tolong berubah jadi Edward Cullen agar kau tidak perlu bertanya padaku tentang apa yang kupikirkan.” “Midnight Emmaline Winters.” Pria itu menyebut nama lengkapnya dengan menekankan setiap suku kata. Kali ini Midnight tidak yakin dirinya bisa menghindar. “Baiklah. Bagaimana rasanya jika benda sebesar itu harus masuk ke dalam bagian intimku? Apakah rasanya sakit?” katanya sembari menunjuk kemaluan Brady. Midnight yakin kali ini pipinya memerah menaham malu. “Itukah yang ada di kepalamu?” tanya Brady tidak percaya. “Ck!” ia mencebik. “Kenapa kau tidak percaya padaku?” Kembali diabaikan, Brady melempar pertanyaan lain untunya. “Jadi darimana kau belajar tentang s*x?” Midnight memutar bola matanya jengah. “Aku menonton beberapa video sebelum kau datang.” “Video s*x?” tanya Brady lagi. “Berapa banyak yang kaulihat?” “Cukup banyak dan sekarang aku yakin aku bisa melakukannya.” Ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Kuharap aku tidak seburuk yang selama ini kaupikirkan.” “Mid-“ Sebelum Brady menyelesaikan kata-katanya, Midnight lebih dulu melepaskan diri dari pria itu. ia berjongkok tepat di depan kaki Brady dan mulai memasukkan junior Brady ke dalam mulutnya. Midnight mengulum bagian tubuh Brady itu dengan penuh perasaan. Seharusnya dia bisa melakukannya dengan cukup baik berkat video-video s*x yang dilihatnya. Namun entah kenapa tiba-tiba dirinya meragu. “Oh, sial!” Brady mengumpat cukup keras. “Apa yang kau lakukan, Mid!” Pria itu mencekeram rambut Midnight dengan satu tangan. “Oh, Godi!” Erang Brady lagi. Demi melihat ekspresi Brady, Midnight mendongak sambil terus mengulum junior pria itu. Dari yang bisa dibacanya, pria itu cukup puas dengan apa yang telah ia lakukan. Hal itu menimbulkan rasa percaya diri yang cukup besar di dalam diri Midnight. Dengan berani, Midnight membelai buah zakar Brady, ia memaju-mundurkan kepala sembari sesekali mengisap junior pria itu. Erangan yang keluar dari mulut Brady semakin lama sekali terdengar liar. Setitik rasa bangga muncul di hati Midnight. Ia sama sekali tidak menyangka kalau dia berhasil melakukannya. Seorang Midnight Emmailine Winters berhasil menggoda Brady Smith! Oh, itu adalah sebuah prestasi besar, Midi! Sebuah suara entah dari mana berbisik di telinganya. Setelah cukup lama akhirnya Brady mencapai puncak. Cairan kental berwarna putih keluar dari junior pria itu dan memenuhi mulut Midnight. Sebelumnya Midnight telah mengantisipasi hal ini tapi dia benar-benar tidak menyangka kalau rasanya sangatlah aneh. Midnight memuntahkan semua cairan kenikmatan itu ke lantai. Ia lalu terbatuk sampai beberapa kali hingga wajahnya memerah. Brady yang melihat dirinya bergegas mengulurkan tangan, meminta Midnight untuk berdiri. “Kau benar-benar Iblis Kecil yang nakal.” Pria itu mfembersihkan sisa spermanya dari mulut Midnight. “Lain kali jangan pernah menonton film atau video yang berbau s*x. Aku sama sekali tidak suka.” Pria itu mencium bibir Midnight cukup lama. Ia membelai punggung gadis di hadapannya. Puas dengan bibirnya, Brady mengangkat kedua kaki Midnight dan melingkarkan di kakinya. Ia lalu membawa gadis itu ke ranjang mereka. Midnight hanya bisa pasrah saat Brady menurunkan tubuhnya di atas ranjang. Setidaknya rencana keduanya berhasil. Ia mampu membuat seorang Brady Smith mencapai kepuasan bahkan sebelum menyerahkan tubuhnya. Pria itu memandanginya selama beberapa saat sebelum berkata, “Sekarang giliranmu.” “Aku?” ulang Midnight pura-pura bodoh. “A-“ “Aku akan memberi pelajaran setimpal atas apa yang kaulakukan padaku.” Brady menunduk dan mencium bibirnya. Pria itu membelai lembut d**a Midnight. Ia menggunakan kakinya untuk membuka kaki Midnight yang sejak dari menutup. “Aku menyukai sentuhanmu, Mid. Bisakah kau berjanji padaku satu hal?” Gelenyar menyenangkan menjalari tulang belakang Midnight. Sentuhan Brady di tubuhnya seolah melenyapkan akal sehatnya. Ia menginginkan lebih dari pria itu, tetapi Midnight tahu Brady tidak mau terburu-buru. Mereka harus menikmati setiap detik yang mereka miliki untuk dikenang di kemudian hari. Setidaknya itulah yang dipikirkan Midnight. Jika dia boleh meminta, Midnight ingin Brady segera memberinya pengetahuan lebih mengenai hubungan seksual. Sayang, pria itu justru memintanya untuk berjanji. “Apa?” ia balik bertanya di tengah helaan napas yang tak teratur. “Selama kau bersamaku, jangan coba-coba menyentuh pria lain. Kau milikku sekarang.” “Aku berniat melakukan petualangan seksual bersama banyak pria. Saat kakakku masih hidup, dia tidak mengijinkanku berkencan dengan sembarang pria.” Brady menancapkan gigi-giginya di sepanjang garis leher Midnight. Pria itu mengisap lembut kulit Midnight sembari menggerakkan kejantanannya di pangkal paha Midnight. “Tidak ada petualangan seks. Hanya aku yang boleh menyentuhmu seperti ini.” “Egois.” Midnight reflek melengkungkan punggung ke atas. Usahanya itu justru memudahkan Brady menggapai buah dadanya. “Kau tidak bisa-“ “Aku bisa.” Brady memasukkan salah satu p******a Midnight ke mulut dan mengisapnya. “Jika kau nekat melakukan hubungan seksual dengan pria lain, kupastikan kau meniduri pria yang salah.” Ucapan Brady sedikit banyak membuat Midnight kesal. “Apa maksudmu? Kau tidak bisa semena-mena seperti itu, Brady. Aku bukan-“ “Kau milikku dan kurasa itu sudah jelas. Mulai sekarang aku akan mengawasimu. Jika aku mendengar atau melihatmu bersama pria lain, aku akan membuat pria itu terinfeksi HIV dan kupastikan penyakit itu menjangkitmu juga.” “Hey,” Midnight mendorong Brady cukup keras. Namun seolah tahu apa yang akan dilakukannya, Brady mengantisipasi tindakan itu dengan menangkis serangan Midnight. Pria itu tersenyum miring sembari mengunci kedua tangan Midnight di atas kepalanya. “Lepaskan aku!” Brady mengecup bibir Midnight singkat. Pria itu bergerak perlahan di atas tubuh Midnight. Kedua kakinya mendorong kaki Midnight hingga terbuka lebar kemudian Brady mendesakkan bagian tubuhnya ke dalam area sensitive gadis itu. “Rasanya akan sedikit sakit.” Ia bergumam tepat di hadapan gadis itu. “Brady…” Midnight mengambil napas dalam-dalam. Katanya, yang pertama sekalu terasa menyakitkan. Ia tidak bisa membayangkan seberapa besar rasa sakitnya, tapi yang jelas Midnight cukup gugup saat ini. “Bisakah kita menundanya?” pintanya terbata. Seolah tahu apa yang dirasakannya, Brady tersenyum lembut. “Tidak. Tatap mataku!” Sesuai perintah, Midnight menatap lekat-lekat manik mata pria itu. Di bawah perutnya, tepat di bagian kewanitaannya Midnight merasakan tubuh Brady mulai merengsek masuk menembus selaput daranya. “Terus tatap aku seperti itu.” Brady menyatukan kening mereka. “Katakan padaku jika aku menyakitimu, Cantik.” Cantik? Apakah Brady baru saja mengucapkan satu kata keramat itu? Jarang sekali ada pria yang menyebutnya cantik. “Kurasa aku sudah cukup dalam.” Sial! Sibuk memikirkan pujian yang terlontar dari mulut Brady, Midnight mendadak lupa akan penyatuan itu. Kini ia benar-benar merasakan pria itu di dalam tubuhnya. Ada setitik rasa sakit yang berpusat di area sensitifnya tetapi itu tidak sesakit yang dia bayangkan sebelum ini. Midnight mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Pria itu masih menatapnya lekat-lekat seperti sebelumnya. “Rasanya aneh” ia mengakui. “Aneh?” ulang Brady sembari mencuri satu kecupan manis di bibirnya. “Aku akan mulai bergerak. Bolehkah?” Mereka sudah sejauh ini dan Midnight tidak mau mengacaukannya. Ia hanya bisa mengangguk saat pria itu meminta ijin darinya. Tak butuh waktu lama bagi Brady untuk melanjutkan aksinya. Pria itu mulai bergerak perlahan di atas tubuh Midnight. Rasa sakit kembali menjalari bagian intimnya tetapi Midnight berusaha keras menjaga ekspresinya tetap datar. Kali ini ia berharap semuanya setimpal. Menurut teman-temannya bercinta adalah salah satu hal paling indah di dunia. Jika yang ia dapatkan berbeda dari apa yang pernah ia dengar, Midnight bersumpah akan menuntut mereka. “Masih sakit?” tanya Brady hati-hati. “Kita bisa berhenti sekarang kau kau belum siap.” “Tidak!” Midnight berkata tegas. “Aku tidak mau berhenti.” “Kau yakin?” keraguan yang cukup besar terpancar jelas di manik mata Brady. “Aku tidak mau membuatmu trauma, Sayang.” Hati Midnight seolah meleleh di dalam tubuhnya mendengar penuturan Brady. Pria itu, kenapa selalu membuatnya terbang hingga ke langit ke tujuh? “Midnight?” “Make love to me and give me satisfaction.” “As you wish, Love.” Say baby, say baby, say baby What you doin'? (What you doin'?) Where you at? (Where you at?) Oh, you got plans? (You got plans?) Don't say that (Shut yo' trap) I'm sippin' wine (Sip, sip) In a robe (Drip, drip) I look too good (Look too good) To be alone (Woohoo) My house clean, uh (House clean) My pool warm (Pool warm) Just shaved (Smooth like a newborn) We should be dancing, romancing, in the east wing And the west wing of this mansion, what's happenin'? I ain't playin' no games, every word That I say is coming straight from the heart, uh So if you tryna lay in these arms I'ma leave the door open (I'ma leave the door open) I'ma leave the door open, girl (I'ma leave the door open, hopin') That you feel the way I feel And you want me like I want you tonight, baby Tell me that you're coming through Ooh, you're so sweet (So sweet) So tight (So tight) I won't bite (Uh-huh) Unless you like (Unless you like) If you smoke (What you smoke?) I got the haze (Purple haze) And if you're hungry, girl I got filets (Wohoo) Ooh baby, don't keep me (Waiting) There's so much love we could be making (Shamon) I'm talking kissing Cuddling Rose pedals in the bathtub, girl lets jump in It's bubblin' I ain't playin no games, every word That I say is coming straight from the heart, uh So (If you tryna lay in these arms) If ya' Tryna Lay in these arms I'ma leave the door open (I'ma leave the door open) I'ma leave the door open, girl (I'ma leave the door open, hopin') Ooh-ooh That you feel the way I feel And you want me like I want you tonight, baby Tell me that you're coming through (C'mon girl) La, la, la, la-la-la-la I need you baby La, la, la, la-la-la-la I got to see you baby La, la, la, la-la-la-la Girl, I'm tryna give you this Ah Hey, hey I'ma leave my door open, baby (I'ma leave the door open) I'ma leave I'ma leave my door open, girl (I'ma leave the door open, hopin') And I'm hopin' Hopin', that you feel the way I feel And you want me like I want you tonight, baby Tell me that you're coming through, woo (La, la, la, la-la-la-la) Tell me (Tell me that you're coming through) Woo, woo-woo, woo, woo-woo, woo, woo-woo Woo, woo-woo, woo, woo-woo, woo, woo-woo (La, la, la, la-la-la-la) La, la, la, la-la (Tell me that you're coming through) Girl, I'm here just waiting for you (Ay) Come on over, I'll adore you (Girl, gotta know) (La, la, la, la-la-la-la) I'm waiting, waiting, waiting for you (Tell me that you're coming through) Girl, I'm here just waiting for you Come on over, I'll adore you Open The Door by Bruno Mars.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD