five

1412 Words
Anindya dan Kaindra saling diam diantara meriahnya pesta anniversary mbak rina dan mas Ali. Tak lama handphone Kaindra berbunyi "Hallo......" "....…………" "Iya ada apa? "................." "Baiklah saya kesana sekarang" jawab Kaindra "An, aku ada urusan aku pergi ya, tolong pamitkan pada tuan rumah" tanpa menunggu jawaban Anindya, Kaindra langsung pergi meninggalkan Anindya. Anindya hanya bisa memandang punggung Kaindra yang semakin menjauh dan keluar dari pintu rumah. Mbak Rina mendekati Anindya dengan penuh tanda tanya "Loh Kaindra mana An?" "Pergi mbak" "Kok pergi, masa cewek cantik ditinggalin sih" "Ah Mbak Rina bisa aja, dia itu polisi mbak jadi kapanpun ada tugas ya harus berangkat" "Hemmmm hafal banget kamu, sering ditinggal ya?" "Ah Mbak Rin, kita nggak ada hubungan apa-apa mbak. Ya mungkin hubungan kami hanya sebatas dia menangkap Tante aku, itu aja" "Apa? Tante kamu di tangkap?" Anindya menghela nafas ia pun menceritakan tentang pertemuannya dengan Kaindra dan tentang ditangkapnya Tante Mira karena jadi bandar narkoba "Ya ampun An, kamu yang sabar ya" ucap mbak Rina sambil memeluk Anindya dan menepuk lembut punggungnya. "Iya mbak, aku hanya butuh waktu aja kok mbak untuk menerima semua ini." Ucap Anindya tersenyum. "Jadi dulu Kaindra pernah tinggal disini?" "Iya mbak, cuma 2 Minggu sih" Ya udah kita nikmati aja pestanya An, aku menyapa yang lain dulu ya" mbak Rina membaur bersama tamu yang lain. Oooo------ooooO Anindya bersiap untuk ke kampusnya pagi ini, ia berjalan menuju halte depan komplek untuk menunggu angkot, saat berdiri di halte handphone nya berdering, layar handphone nya tertulis mommy calling, ia pun mengangkatnya "Hallo mom?" "........................" "Are you sicks?" "..................." "Fiuh....okey i'll try. Maybe next week" "..............  ." "Love you too" Anindya menghempaskan nafas pelan, kali ini ia tidak dapat menghindar lagi untuk mengunjungi mommy and Daddy nya di Aussie, angkot yang di tunggu Anindya pun datang dan membawanya menuju ke kampus. Setelah sampai di kampus ia memasuki kelas, jam kuliahnya hari ini hanya sampai siang saja. Setelah selesai jam kuliahnya ia menuju ke ruang dekan untuk membicarakan sesuatu. Anindya mulai memasukkan baju bajunya dalam koper besarnya, ia putuskan untuk mengunjungi kedua orangtuanya sekaligus pindah kuliah ke Aussie, karena ia berfikir tidak akan bisa tinggal sendirian tanpa tante Mira yang masih lama dalam penjara. Setelah selesai packing ia berencana mengunjungi Tante Mira di lapas wanita untuk berpamitan, karena besok ia akan berangkat ke Australia. Ia membuka aplikasi ojek online di handphone nya dan order untuk membawanya mengunjungi Tante Mira. Anindya dan Tante Mira duduk berhadapan di meja yang khusus untuk pengunjung "Apa kabar kamu An?" Tanya Tante Mira "Baik Tante, Tante baik kan?" "Iya Tante juga baik" Tante Mira melihat Anindya yang tampak gelisah "Kamu kenapa An, kamu ada masalah? An menggeleng, ia menghela nafas "An mau ke Aussie Tan" "Oh kamu mau mengunjunginya mommy dan Daddy kamu?" "An mau kuliah disana Tan" Tante Mira menatap heran pada An, karena dia sangat tahu An tidak suka kuliah di luar negeri, ia lebih prefer kuliah di Indonesia. "Tapi kenapa An?" "Maafin An Tan karena harus ninggalin Tante, tapi An nggak sanggup tetap disini tapi terpisah dari Tante" jawab An berkaca-kaca Tante Mira mendekati An dan memeluknya erat "Maafkan Tante An, karena Tante kamu harus pergi dari Jakarta. Tapi tolong jangan buat diri kamu terbebani dengan keadaan Tante sekarang. Kamu jangan menyalahkan siapapun karena ini pure kesalahan Tante sayang" An terisak di pelukan Tante Mira "Tante sadar yang Tante lakukan salah, makanya Tante harus menebus kesalahan Tante sayang" An terdiam mendengar ucapan Tante Mira, ia berfikir terlalu picik kalau dirinya menyalahkan Kaindra atas semua kejadian ini. "Jadi kamu baik baik ya di Aussie, Tante tunggu kamu kembali ok" An mengganguk setuju. Oooo----oooO Saat ini An berada dalam pesawat menuju Sidney, ia membuka buka majalah di depannya untuk menghilangkan rasa bosan yang melandanya. Ia harus menghabiskan waktu di pesawat kurang lebih 2 jam untuk Jakarta-sidney, sesampainya di bandara kingsford Smith Sidney An segera mengurus bagasinya dan mulai mencari taksi untuk keluar dari bandara. Ia menyuruh supir taksi menuju Bellevue hill dimana mommy and Daddy nya tinggal, sekitar 1 jam kemudian ia pun sudah berada di depan mansion mewah milik kedua orangtuanya, ia memindai kartu masuk karena hanya pemilik mansion dan orang yang diberi kartu akses saja yang bisa masuk. Ia memasuki pagar mansion, dan berjalan agak jauh karena Mansion tersebut memiliki halaman luas dan jalan yang panjang. Saat sampai depan rumah ia langsung masuk saja dan naik ke lantai 2 dimana kamar yang biasanya ditempatinya saat mengunjungi mommy and Daddy nya. Direbahkan tubuhnya di kamarnya yang dilihatnya masih sama seperti saat terakhir ia datang kesini, tak lama ia pun terlelap. Sebuah belaian dirambutnya membangunkan An, di kerjap kerjapkan matanya melihat siapa yang ada di hadapannya. "Hai honey" "Hai mom" "How was the flight?" "Fine, i'm tired" "Ok wake up, its time to dinner" ucap mommy An "Can I missed the dinner mom?" "No You have to eat honey, let's go" An mendengus Mendengar paksaan mommy nya, ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan kemudian menyusul mommy nya turun ke meja makan yang sudah ada Daddy dan mommy nya "Selamat malam sayang, selamat datang kembali" sapa Daddy nya. Daddy An lebih suka berkomunikasi memakai bahasa Indonesia di rumah, bahkan seluruh pegawai di mansion ini khusus ia bawa dari Indonesia dari ART, sampai gardener. "Ayo makan, Daddy udah nyuruh koki buat masak menu kesukaan kamu, ikan bakar bumbu pedas" ucap daddy-nya Wajah An berbinar mendengar menu favoritnya disebut "Thank you dad" Mereka makan dengan khidmat tanpa ada pembicaraan di dalamnya, setelah makan malam selesai mereka berkumpul di ruang keluarga. Disinilah mereka mulai ngobrol ringan yang diselingi canda tawa "Mommy udah sembuh?" Tanya An pada mommy nya "Yah sudah honey, may be I really Miss you. Karena kamu datang mommy langsung sembuh" jawab mommy An "Hemm...mom....dad I want to talk something" "Kamu serius sekali sayang,  ada apa?" Tanya Daddy An "Kurasa akan transfer kuliah disini aja" Daddy and mommy An langsung mamandang An secara bersamaan, keduanya terkejut karena mereka sering membujuk An untuk kuliah di Sidney tapi An selalu menolak, dan sekarang tanpa dibujuk An malah mengatakan keinginannya "Are you sure honey?" Tanya Daddy and mommy nya bersamaan "I am definitely sure mom, dad" "Apa ini karena kasus Tante Mira sayang" tanya daddy-nya "Salah satunya yes" "Ok, kami menghargai keputusan kamu, Daddy and mommy malah senang bisa terus bersama kamu." "Tapi saat lulus aku mau kembali ke Indonesia, can I?" "Sure honey, semua terserah kamu" ucap Daddy An. "Thank you dad, mom" ucap An sambil bergantian memeluk Daddy dan mommy nya. An kemudian pamit untuk istirahat. Oooo----oooO Kaindra POV Aku merasa bersalah pada An karena waktu itu meninggalkannya di pesta anniversary mbak Rina dan mas Ali tetangga An yang menempati rumah sebelah rumah An yang dulu pernah aku tempati saat melakukan tugas penyamaran. Aku putuskan untuk menemuinya untuk mentraktirnya makan sebagai ucapan maafku padanya. Aku melajukan motor sportku membelah jalanan ibukota menuju perumahan dimana An tinggal, hanya 15 menit aku sudah berada di depan pagar rumah An. Aku lihat rumah ini sepi aku berniat mengetuk pintu pagar, tapi sebuah suara menghentikan niatnya itu. "Kaindra......?" "Mas Ali....., Saya mau ketemu An tapi kok sepi rumahnya mas, biasanya jam segini kan udah pulang kuliah" ucapku Mas Ali kemudian mengajakku masuk ke rumahnya, aku juga tidak faham kenapa aku malah diajak kerumahnya, kini aku duduk di ruang tamu mereka dan di depanku mbak Rina dan mas Ali duduk "Memangnya Kaindra tidak tahu?" Tanya mbak Rina "Tahu apa ya mbak?" Jawabku bingung "An kan pergi ke Aussie udah dari 2 Minggu yang lalu." "Ke Aussie? Oh mengunjungi kedua orangtuanya ya mbak, kapan baliknya?" Tanyaku "An nggak pamit sama kamu?" Tanya mbak Rina, aku menggelengkan kepalaku. "Sebenarnya hubungan kalian itu seperti apa sih, kok An nggak pamit Ama kamu, bukannya kalian pacaran ya?" Tanya mbak Rina bertubi tubi "Nggak mbak, kita hanya teman aja kok" jawabku singkat. Aku coba menghubungi nomer HP yang pernah ia berikan kepadaku tapi tidak aktif. "Gimana, bisa dihubungi?" "Nggak aktif mbak, ya udah aku pamit ya mbak mas" aku pamit pada mereka berdua dan menuju motorku yang ku parkir di depan pagar rumah An. Kulihat lagi rumah itu yang baru kusadari ada tulisan di depannya bahwa rumah tersebut dikontrakkan dengan menghubungi nomer handphone. Aku coba hubungi nomer itu yang mungkin nomer baru An tapi ternyata itu adalah nomer makelar dan saat aku minta nomer pemilik rumah dia tidak bisa memberikan karena ini adalah kode etik mereka. Kuhela nafas panjang, aku naiki motorku menuju rumah dinas yang aku tempati bersama Ryan. Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD