82. Lelah

1318 Words

Sean pulang dengan hati yang ringan. Bibirnya tidak tersenyum, tapi juga tidak memberengut. Matanya berkilat penuh antusias. Pertemuannya dengan Toni membangkitkan kenangan lama. Sayang sekali, Sarah tidak ada. Seandainya saudara kembarnya itu berada di jakarta, Sean yakin Sarah akan langsung menyusul ke restoran. "Ayah!!" Roni berlari menyambut ayahnya yang baru saja melewati pintu. Senyum langsung tercetak di bibir Sean. Dia berjongkok dan merentangkan tangannya, siap memberikan pelukan untuk putranya yang menggemaskan. Roni, tanpa ragu, melompat ke dalam pelukan sang ayah. Tawanya meledak karena bahagia. Ayahnya memeluknya lalu menghujaninya dengan ciuman. Bulu-bulu halus di rahangnya menggesek pipi Roni yang lembut. Bocah lucu itu merasakan geli luar biasa dan tawanya menjadi semaki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD