Bab 24

766 Words

Matteo mendengus pelan. Ia bersandar di dinding dengan tangan terlipat di d**a, matanya menatap dingin pada sosok wanita yang duduk di sofa dengan wajah lesu. Lampu ruang tengah hanya menyala satu, menyoroti bayangan lembut di pipi Zenia. Wanita itu tampak seperti seseorang yang telah kehilangan arah, seolah tengah menatap masa lalunya yang hancur tanpa tahu bagaimana cara memperbaikinya. “Tidak bisa tidur?” tanya Matteo lagi, nada suaranya kali ini lebih datar, namun jelas terdengar sinis di telinga Zenia. Zenia meneguk ludah pelan, enggan menjawab. Ia hanya menatap ke arah cangkir teh di tangannya yang kini sudah dingin. Aroma teh melati yang biasanya menenangkan kini tak lebih dari bau yang menyesakkan d**a. Setelah beberapa saat, ia berucap pelan tanpa menatap Matteo. “Kalau aku bil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD