Part-2

939 Words
"I love you ...." Mata Saka melebar mendengar kalimat yang baru saja ia ucapkan. Tiba-tiba saja ia salah tingkah. Begitu juga dengan Naura. Saka berdiri dari duduknya. Ia garuk kepalanya yang tidak gatal. "Aduh ... Nau, gimana ya ... apa gue harus ngomong kaya gitu? Basi nggak, sih?" Masih dilingkupi perasaan gugup, Saka mencoba meredamnya dengan pura-pura meminta pendapat Naura lagi. "Ih, Saka ... lo yang mau tunangan, ngapain lo ngajak gue buat ikutan ribet, sih?" Tidak dipungkiri, Naura sempat melambung tinggi mendengar kalimat cinta dari bibir Saka. Namun, ternyata kalimat cinta itu bukan untuk dirinya. Saka kembali duduk di sofa. Ia sandarkan kepalanya. Matanya terpejam, mengingat saat ia menerima Salsa menjadi kekasihnya. Ia pikir, masalahnya tidak akan serumit ini. Nyatanya dia salah. Dia terjebak sendiri. Pernah ia ingin memutuskan hubungannya dengan Salsa, tetapi ia selalu tidak tega jika sudah menatap mata Salsa. Masa lalu orang tuanya selalu menjadi warning untuk dirinya. Ia selalu takut jika sampai menyakiti hati wanita. "Ayo dong, Nau ... masa lo nggak bisa kasih solusi. Lo nggak mau bantuin sahabat lo yang ganteng ini," rayu Saka. "Lo tahu sendiri, gue jatuh cinta aja nggak pernah. Gimana gue bisa ngajarin lo. Lagian, lo sama dia kan mau tunangan, biasanya yang ngomong minta izin kan orang tua. Ngapain lo jadi pusing sendiri?" "Gue bingung, Nau ... gue udah pernah cerita sama lo belum, sih?" tanya Saka. Ia kembali berjalan ke arah Naura. "Cerita apaan?" Sebelum menjawab, Saka duduk di kursi tepat di depan meja Naura. Ia menghela napas dalam, kemudian diembuskannya. "Gue nggak pernah cinta sama Salsa." Mendengar penuturan Saka, Naura menghentikan aktivitasnya. Matanya mengarah ke Saka. "Lo gila, ya?! Jadi selama ini lo ngebohongin dia?" "Gue nggak bermaksud bohong, Nau. Dulu waktu mau nolak, gue nggak tega. Apalagi kan dia waktu SMA sering sakit-sakitan, tuh. Gue juga takut kalau sampai nyakitin dia, makanya selama ini gue mencoba untuk bertahan." "Salah lo sendiri. Sekarang lo nikmatin aja buah dari perbuatan lo. Jadi nggak beli cincinnya?" tanya Naura sambil mematikan laptop karena pekerjaannya telah selesai dikerjakannya. "Jadi, deh. Gue akan berusaha buat numbuhin cinta sama Salsa. Siapa tahu, nanti kalo kami udah nikah, gue bisa jatuh cinta beneran sama dia," jawab Saka pasrah. Setelah itu mereka berdua keluar dari cafe, kemudian pergi menggunakan mobil Saka. Dalam hati, ingin rasanya Saka berteriak kalau Nauralah wanita yang sangat ia cintai, tetapi nyalinya selalu menciut saat ketakutan bahwa Naura akan menjauhinya saat Naura tahu perasaannya. *** Di tempat lain, di rumah Salsa lebih tepatnya, telah terjadi kehebohan. Pagi tadi, mamanya menemukan sebuah tespack dengan dua garis merah tergeletak di atas nakas di kamar Salsa. Dan saat ini, Salsa tengah diinterogasi oleh kedua orang tuanya. "Apa ini, Salsa?" murka ayah Salsa. "Maafkan Salsa, Yah ...," ucap Salsa tanpa berani menegakkan kepalanya. "Perbuatan siapa ini? Apa Saka? Saka yang melakukannya?" Salsa tidak mampu menjawab. Ingin mengiyakan, nyatanya bukan Saka yang melakukannya. Ingin mengatakan tidak, nyatanya laki-laki yang menghamilinya kini sulit dihubungi. Salsa yang masih saja diam, membuat ayahnya mengambil kesimpulan jika Sakalah laki-laki yang sudah menghamili putrinya. "Baiklah, ayo kita ke rumah Saka! Kita bilang ke Pak Raka, kalau putranya sudah menghamili anak orang. Tidak usah ada tunangan. Kalian langsung menikah saja!" "Yah ... Bun ... maafin Salsa ...." Bunda Salsa tidak mampu bersuara. Hanya air mata yang membasahi pipinya. Ia peluk putri satu-satunya itu. *** Salsa dan orang tuanya mendatangi rumah Raka, orang tua Saka. Saat mereka datang, kebetulan Raka sedang pulang untuk makan siang. Dea, istri Raka memang selalu menyiapkan makan siang untuk Raka. Kadang Dea yang ke kantor, kadang Raka yang pulang seperti hari ini. "Mari Pak, Bu ... kebetulan kami sedang makan siang. Kita bisa makan siang bersama." Raka mengajak Salsa sekeluarga untuk makan bersama saat menemui mereka di ruang tamu, setelah asisten rumah tangganya mengatakan pada Raka jika ada keluarga Salsa datang berkunjung. "Maaf Pak Raka ... tujuan kami ke sini, ada hal penting yang ingin kami katakan," ucap ayah Salsa to the point. "Hal penting apa? Masalah pertunangan? Kami sudah membahasnya, Pak. Kami akan ke rumah Bapak sesuai rencana awal." "Bukan itu. Langsung saja, saya tidak ingin berbasa-basi. Kami hanya ingin meminta tanggung jawab Saka." "Tanggung jawab? Tanggung jawab apa?" "Salsa hamil, dan Sakalah yang menghamilinya." Raka dan Dea terkejut bukan main. Mereka tidak percaya dengan apa yang ayah Salsa katakan. Mereka tahu betul, Saka bukanlah laki-laki seperti itu. "Maaf, Pak ... bukannya saya tidak percaya, tapi Saka bukanlah laki-laki seperti itu. Saya tahu betul siapa Saka." "Maksud Pak Raka saya berbohong? Lalu siapa yang menghamili putri saya, sedangkan selama ini putri saya hanya dekat dengan putra Bapak." Ayah Salsa mulai tersulut emosi. "Salsa ... apa, apa Saka yang melakukannya?" Tidak ingin berdebat, Raka bertanya langsung pada Salsa. Salsa awalnya diam, tetapi kemudian ia mengangguk pelan. Embusan napas Raka terdengar. "Sayang, hubungi Saka suruh dia pulang sekarang juga!" Raka meminta Dea untuk menelepon Saka, rasanya tidak adil jika dia langsung percaya begitu saja pada Salsa. "Iya," jawab Dea kemudian berdiri, berjalan menuju telepon rumah yang berada di dekat tangga rumahnya. Tidak berapa lama, Dea telah kembali. "Saka sedang dalam perjalanan pulang." Mereka menunggu kepulangan Saka. Mendengar suara deru mobil, semua mata memandang ke arah pintu. "Eh, ada Om sama Tante." Saka masuk ke rumahnya kemudian mencium punggung tangan ayah dan bunda Salsa bergantian. "Ada apa, Pa?" "Duduk, ada yang ingin papa tanyakan." Saka duduk di sofa single, yang berada di samping pintu. Salsa dan orang tuanya duduk di sofa utama, sedangkan Raka dan Dea duduk di sofa di seberang Saka. "Papa ingin bertanya, apa benar kamu menghamili Salsa?" Mata Saka membola mendengar pertanyaan Raka. Bagaimana mungkin ia menghamili Salsa, menciumnya saja Saka belum pernah melakukannya. TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD