Acara ulang tahun sang Kakek yaitu Huda Atmaja diselenggarakan di Kediamannya dan Kakeknya akan mengundang keluarga Wasesa grup, yang sangat terkenal dengan segudang bisnis yang mereka miliki. Pramana Wasesa memiliki dua orang anak yaitu Basuki Wasesa dan Khadijah Wasesa. Pram telah mewariskan Wasesa grup kepada Basuki Wasesa yang merupakan anak laki-lakinya dan nanti dimasa depan, Guntur Pradana Wasesa yang merupakan anak laki-laki Basuki Wasesa yang akan mewarisi Wasesa grup. Oleh karena itu, anak sulung dari Khadijah Wasesa yaitu Panca Pamungkas Wasesa mengincar harta keluarga Senna, agar mendapatkan posisi tinggi di Wasesa grup.
Apalagi Huda Atmajaya memiliki dua puluh persen saham di Wasesa grup sebagai investasinya dimasuki sebelum Wasesa grup menjadi semakin besar seperti sekarang ini. Saham inilah yang menjadi incaran Panca untuk mempertahankan posisinya di Wasesa grup.
Tujuan Panca ingin menikahi Senna agar ia juga bisa menjadi petinggi Atmaja grup dan ia akan memiliki saham sebesar tiga puluh persen yang merupakan saham Senna. Ya...dengan memiliki Atmaja grup yang setara dengan Wasesa grup ia ingin membuat sosok sombong yang merupakan sepupunya yaitu Guntur itu bertekuk lutut dihadapannya. Panca sangat membenci Guntur, karena selama ini Guntur menjadi anak emas di keluarganya dan rasa irinya akan keberhasilan Guntur, membuatnya ingin menghancurkan kekuasaan Guntur bahkan ia harus berada di puncak melebihi Guntur. Lebih tepatnya ia ingin menjadi penguasa yang berada diatas guntur, lalu ia bisa menginjak-injak seorang Guntur Pradana Wasesa.
"Kita sudah siap Pi..." teriak Senna ketika melihat sosok Hamdan Atmaja yang tersenyum melihat putri cantiknya.
"Sini Nak!" Ucap Hamdan.
Senna yang mengetahui betapa irinya Siska padanya membuatnya sengaja ingin membuat Siska semakin iri padanya. "Pi gimana? Aku sudah kelihatan cantik apa belum Pi?" Tanya Senna.
"Cantik, kamu sangat cantik Nak," ucap Hamdan.
"Makasi Papi sayang pujiannya...hehehe...walaupun Papi belum tentu kan mau bilang aku cantik," ucap Senna berpura-pura kesal kepada Hamdan.
"Serius Nak, anak Papi ini lebih cantik dari anak-anak perempuan lainnya, bahkan Mami pun kalah cantiknya," ucap Hamdan membuat Lisa menyebikkan bibirnya.
"Ihhh...Papi tega banget sih...masa Mami kalah cantik sama Senna," ucap Lisa dan ia juga berpura-pura kesal kepada suaminya ini membuat Hamdan terkekeh melihat tingkah istri dan anaknya.
"Iya Mami sama Senna sama-sama cantik kok," ucap Hamdan.
Barata merangkul Siska, "Siska juga cantik banget kok, adik Mas yang satu ini juga cantik," ucap Barata dan ia mencubit pipi Siska membuat Lisa tersenyum, namun tidak dengan Senna yang terlihat geram.
'Orang yang kalian sayangi itu jahat Mi, Mas...kali ini aku akan melindungi kalian berdua, terutama Mami. Aku nggak akan kehilangan Mami lagi...' batin Senna.
"Yasudah nanti kita terlambat ayo kita pergi!" Ucap Hamdan membuat mereka semua segera melangkahkan kakinya menuju mobil. Mereka segera masuk kedalam mobil, Barata melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan dalam perjalanan menuju Kediaman utama Atmaja, Senna asyik bercerita mengenai keinginannya yang ingin pergi jalan-jalan ke luar negeri seorang diri namun kedua orang tuanya ini tidak pernah mengizinkannya.
"Pokoknya yang dek, kalau kamu mau pergi ke luar negeri kamu harus ajak Mas Barata!" Ucapa Barata.
"Nggak mau Mas, ngapain ajak Mas Barata, aku kan maunya bebas gitu kalau perginya sama Mas, kesana nggak boleh kesini juga nggak boleh. Masa perginya sesuai keinginan Mas aja," ucap Senna.
Dulu ia akan mengajak Siska berbincang didalam mobil ini, lalu akan ada pembicaraan jika ia dan Siksa akan pergi jalan-jalan keluar negeri berdua saja. Tapi kali ini ia tidak akan pernah pergi berdua saja dengan Siska, ia juga akan mengacuhkan Siska namun tidak mengajaknya berperang langsung karena ia ingin, melihat reaksi Siska secara terang-terangan dengan perubahan sikapnya ini.
Beberapa menit kemudian mobil sampai di Kediaman Atmaja dan terlihat beberapa mobil mewah telah terpakir disana. "Kayaknya Kakek ada tamu penting juga ya Mas, makanya rame gitu...katanya nggak mau pesta mewah, Kakek gimana sih..." ucap Senna.
"Ada tamu spesial, katanya gitu," ucap Lisa.
"Siapa sih Mi?" Tanya Senna berpura-pura tidak tahu.
"Sahabat Kakek bersama keluarganya," ucap Lisa. Ia juga berteman dengan Widiya Wisesa yang merupakan ibu kandung seorang Guntur Pradana Wisesa yang Senna ketahui dimasa depan, akan menjadi lelaki tangguh seorang pemimpin Wisesa grup. Panca suami masa depannya yang jahat itu sangat membenci Guntur dan ini akan menjadi bagian menarik yang akan menjadi pilihan bagi seorang Senna untuk menghancurkan Panca. Ya...semua rencana yang telah disiapkan Panca, harus ia gagalkan dan ia tidak akan pernah memilih untuk bertunangan dengan laki-laki gila itu.
Mereka masuk kedalam rumah mewah yang sangat megah ini, rumah bergaya klasik Eropa yang sangat menakjubkan ini menjadi rumah yang nantinya akan di tempati Senna, sebagai cucu kesayangan Kakeknya Huda Atmajaya. "Senna Kakek itu sayang sekali sama kamu, kalau bisa ya Nak jangan ditolak dulu kemauan Kakek!" Pinta Lisa.
Hamdan tersenyum dan putrinya ini memang sudah sepantasnya mendapatkan lelaki terbaik dari pada lelaki sembarang. Ia melirik kearah Siska dan ia menghela napasnya, anak yang tiba-tiba datang kedalam kehidupannya ini, juga memiliki wajah yang cantik sama seperti Senna, namun tetap saja ia lebih menyayangi Senna karena Senna sejak kecil ia besarkan sendiri bersama istrinya.
Senna memperhatikan tingkah Papinya dan sesuai dugaannya sepertinya Papinya telah mengetahui sejak lama, jika Siska juga adalah putri kandungnya dan itu membuatnya benar-benar geram. Papinya merahasiakan hal ini dari Maminya, hingga Maminya juga sangat sayang kepada Siska. Bahkan Maminya selalu menuruti semua keinginan Siska, tapi Siska perempuan berengssek inilah yang nantinya membuat Maminya meninggal karena kecelakaan dan juga Siska membuat keluarganya hancur, sebelum Maminya ini bertengkar hebat dengan Papinya hingga mengalami kecelakaan. Senna tidak akan membiarkan itu terjadi, di kesempatan kedua ini, ia akan mengubah segalanya dan hidup bahagia.
Beberapa maid menyambut kedatangan mereka, mereka segera menuju ruang makan karena sepertinya kedatangan mereka telah ditunggu oleh Huda Atmaja sang Kakek. Mereka sampai di ruang makan dan mata Sena bersitatap dengan sosok lelaki berengsek yang telah menipunya. Penipu ulung yang telah memiliki hubungan spesial dengan perempuan yang ada disebelahnya ini. "Wah...Makananya enak-enak banget, Senna," ucapnya Siska namun matanya tertuju pada sosok tampan yang saat ini menunjukkan senyumannya.
'Mereka berdua benar-benar menjijikkan,' Batin Senna melihat tingkah Siska dan Panca.
"Iya pasti dong, Kakek menjamu para tamu dan keluarganya dengan hidangan koki hotel yang sudah tidak bisa diragukan lagi kemampuannya," ucap Senna.
"Eh...itu cowok cakep banget, Senn!" Uca Siska menunjukkan Panca Pamungkas Wisesa.
'Hah...cakep ambil sana! siapa juga yang mau menikah dengan lelaki b******k, kalian berdua kan punya hubungan spesial, kamu aja yang menikah dengan dia,' Batin Senna geram. Ia kembali mengingat bagaimana perempuan yang saat ini sedang menempuk lengannya ini telah menghabisi nyawanya, mengurungnya di rumah sakit jiwa dan bahkan memfitnahnya hingga karirnya hancur.
"Wah cucu Kakek udah datang, Senna..." panggil Huda Atmajaya membuat Senna segera melangkahkan kakinya dengan cepat mendekati sang Kakek dan ia mencium punggung tangan sang Kakek lalu memeluknya dengan erat.
"Selamat ulang tahun Kek," ucap Senna dan ia segera memberikan kado yang ia bawa untuk sang Kakek. Senna sangat menyayangi Kakeknya ini dan lima bulan dari sekarang Kakeknya ini akan meninggal karena serangan jantung. Senna sangat ingat tanggal kematian sang Kakek dan apakah ia bisa melawan takdir agar Kakeknya bisa selamat. Entalah tapi ia akan mencoba segala cara agar ia bisa lebih lama lagi bersama Kakeknya.