Dia dan rencananya yang gagal

1744 Words
Panca terlihat sangat kesal karena Senna tiba-tiba memilih Guntur secara langsung dan tidak memberikan ia kesempatan. Harusnya Senna membiarkan dirinya untuk berjuang mendekatinya dan sekarang, ia harus memutar otak agar ia bisa mendapatkan Senna dan bisa mengusai saham didua perusahaan itu. Panca melangkahkan kakinya menuju toilet karena ia butuh air, untuk menyegarkan wajahnya yang terasa panas akibat marah. Makan malam ini menjadi makan malam yang sangat buruk, bagaimana laki-laki dingin dan sombong itu bisa mendapatkan segalanya. Panca masuk kedalam toilet dan ia menatap wajahnya dicermin, lalu ia menghela napasnya. Ia merasa ia memiliki wajah yang sama tampannya dengan Guntur Pradana Wasesa, bahkan ia lebih baik dari Guntur dari sikapnya yang ramah kepada orang-orang yang berada disekitarnya. "Brengsek..." teriak Panca. Ketukan pintu membuat Panca menghela napasnya dan ia segera mencuci mukanya, lalu mengambil tisu untuk membersihkan sisa-sisa air yang masih menetes diwajahnya. Ketukan pintu kembali terdengar membuat Panca segera membuka pintu kamar mandi. "Mas..." panggilnya dan Panca segera menarik tangan perempuan itu dan mencium bibirnya dengan rakus. Ya...kemarahannya harus ia lampiaskan setidaknya dengan seksss singkat dengan perempuan ini. Ia sangat marah dengan sikap Senna yang telah sangat kurang ajar karena tidak memilih dirinya. "Hmmpttt...Mas..." lirihnya namun tangan laki-laki ini tetap tak ingin berhenti bergerak menyentuh area sensitif peremuan yang saat ini merasakan gelombang kenikmatan dari jari-jari yang baru saja memasukinya. Gila...kegilaaan ini membuatnya merasa sangat panas. "Mas...jangan disini," deesahnya namun Panca tak mau menghentikan tangannya yang tetap bergerilya ditubuh perempuan ini. "Saya akan melakukannya dengan cepat!" Ucap Panca yang sudah tidak bisa menahan hasratnya untuk melampiaskan rasa kesalnya dengan hasratnya yang menggila. "Jangan melawan perintah saya Siksa!" Ucapnya dan ia menarik pelan bagian belakang rambut Siska agar ia bisa mencium leher wanita ini. Keduanya tidak menyadari jika perbuatan mereka saat ini terlihat oleh Senna yang bisa melihat mereka dari celah pintu toilet yang tidak tertutup. Senna mengambil ponselnya yang berada didalam tas tangan yang ia bawa dan ia segera mengambil video keduanya secara diam-diam. Senna menghela napasnya dan ternyata sesuai dugaannya keduanya telah lama saling mengenal bahkan beraninya melakukan sekss di kediaman Kakeknya. Siksa dan Panca sepertinya telah lama merencanakan ini semua demi saham didua perusahaan dan setelah ia menikah dengan Panca dan mendapatkan saham itu, ia akan dilenyapkan oleh Panca. Senna melangkahkan kakinya meninggalkan mereka karena ia sudah sangat jijik mendengar desahan suara kenikmatan dari Siska dan sekarang ia harus menyelidiki semuanya, lalu ia akan segera bertindak. Senna melihat sosok Barata yang sedang berbicara ditelepon dengan seseorang dan ia tiba-tiba memeluk lengan kakaknya itu, membuat kakaknya itu terkejut dengan tingkah Barata. Selama ini Barata tulus menyayangi Siska dan ia ingin mengetahui apa Barata tahu, jika Siska adalah adiknya dari ibu yang berbeda. "Tumben manja gini sama Mas, ada apa dek?" Tanya Barata dan ia mengelus kepala Senna dengan lembut. "Memangnya aku nggak boleh manja begini sama kamu Mas?" ucap Senna menyebikkan bibirnya. "Boleh, sangat boleh..." ucap Barata. "Mas aku ingin bicara sesuatu yang penting banget sama kamu Mas..." ucap Senna dan ia mengedarkan pandangannya lalu tiba-tiba ia menarik tangan Barata agar mengikutinya. Senna melangkahkan kakinya sambil menarik Barata menuju kamarnya yang berada di Kediaman Kakeknya ini, lalu setelah keduanya masuk kedalam kamar, Senna segera mengunci pintu kamarnya. Barata mengerutkan dahinya dan ia penasaran apa yang ingin adiknya ini sampaikan padanya. "Mas..." panggil Senna. "Ya...apa yang ingin kamu katakan Senna? Mas jadi penasaran sekali, jangan bilang kamu berubah pikiran dan ingin mengubah pilihanmu?" Tanya Barata. "Nggak Mas, bukan begitu....sungguh...aku serius pengen jadi istrinya Mas Guntur, Mas Guntur itu pilihan terbaik untuk jadi suami aku Mas," ucap Senna. Hanya Guntur yang bisa melindunginya dan ia akan melakukan apapun agar ia bisa menjadi istri Guntur. Ia juga akan segera mendatangi Guntur dan terus mengganggunya agar Guntur mau menjadi suaminya. "Oke, jadi kamu mau bicara serius sama Mas itu tentang apa Senna?" Tanya Barata yang sudah sangat penasaran dengan apa yang telah terjadi. 'Please Mas kamu haru cari cara agar kamu bisa mendapatkan informasi mengenai rencana jahat mereka, jika aku mengatakannya dengan penuh keyakinan kalau Siska anak kandung Papi, pasti kamu akan curiga dari mana aku tahu informasi ini,' Batin Senna. Senna menghela napasnya dan ia menatap Betran dengan serius. "Apa Mas tahu sebenarnya Siska itu kerabat kita dari mana, Mas? Kayanya dia anak sepupu Papi, tapi aku nggak percaya Mas," ucap Senna dan ia menatap Barata dengan tatapan menyelidik. "Apa Mas tahu kalau dia itu kemungkinan anaknya Papi?" Tanya Senna membuat Barata mengerutkan dahinya. "Apa maksud kamu Dek? mas nggak mengerti kenapa kamu berpikiran seperti ini?" Tanya Barata kesal dengan ucapan Senna. "Mas...aku serius Mas, selama ini aku sudah curiga Mas dan aku ingin kecurigaanku itu berakhir, makanya aku ingin tahu siapa dia sebenarnya, siapa orang tuanya dan kerabat yang mana, Mas?" Tanya Senna. "Selama ini dia tinggal sama kita dan dianggap seperti anak oleh Mami dan Papi tapi aku itu merasa ada sesuatu yang aneh Mas, please Mas cari tahu semuanya, kalau Mas nggak mau cari tahu biarkan aku saja yang cari tahu!" Ucap Senna dengan nada memaksa membuat Barata berpikir keras. Sebenarnya ia dulu juga curiga dan tidak setuju Papinya membawa anak dari orang lain yang diakui sebagai anak sepupunya, tapi entah mengapa orang yang dikatakan sepupu itu tak pernah sedikit pun melihat anak yang dibawa papinya itu. Terakhir ia pernah menanyakan hal ini kepada Papinya dan papinya itu menjawab jika kedua orang tua Siksa telah meninggal. "Mas pernah menanyakan hal ini kepada Papi, Papi mengatakan kalau kedua orang tua Siska telah meninggal," ucap Barata. "Mas aku itu curiga Mas, Siksa nggak sebaik yang kita kira meskipun dia sudah tumbuh besar bersama kita! Mas percaya sama aku Mas! Please!" Ucap Senna menatap Barata dengan tatapan memohon dan ia melihat Barata sepertinya memang benar-benar tidak tahu, kalau Siska adalah anak Papinya dari perempuan lain. Ponsel Barata berbunyi dan ia segera mengangkat ponselnya "Oke," ucap Barata. Ia melihat Senna yang saat ini terlihat kesal padanya membuatnya menghela napasnya. "Oke Mas akan cari tahu siapa orang tua Siska, kamu tenang saja! Sekarang kita kembali ke ruang kekuarga karena Kakek meminta kita berkumpul!" Ucap Barata membuat Senna menganggukkan kepalnya. "Mas duluan saja, aku masih mau disini sebentar!" Ucap Senna. "Oke," ucap Barata. Barata melangkahkan kakinya keluar dari kamar ini dan ia meninggalkan Senna yang masih ingin berada di kamar ini. Barata melangkahkan kakinya menuju lantai dua dan ia tekejut saat mendapati Panca yang keluar dari kamar mandi yang ada dilantai dua bersama Siska. Ia menatap Siska yang baru saja merapikan gaunnya dan ia mengeraskan rahangnya, namun ia menahan diri untuk mendekati mereka. Ia memilih untuk bersembunyi dibalik pilar, lalu membiarkan keduanya turun lebih dulu menuju lantai dasar. Barata menghela napasnya dan ia tidak menyangka jika Siska dan Panca memiliki hubungan, lalu kenapa Panca terlihat menginginkan Senna adiknya menjadi istrinya. Barata mengepalkan kedua tangannya dan ia kemudian menghembuskan napas panjangnya, ia bersyukur adiknya tidak salah memilih namun tetap saja, ia akan mencari tahu siapa Siska yang sebenaranya. Apakah benar ucapanya adiknya kalau Siksa adalah anak Papinya dengan perempuan lain. Sementara itu saat ini Senna merutuki kebodohannya yang selama ini telah ditipu oleh Siska dan Panca, dan ia sangat bersyukur telah diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya. Ia meneteskan air matanya, karena mengingat apa yang terjadi pada dirinya dan sekarang waktunya ia bangkit membalas semuanya. Ia juga ingin tetap memiliki keluarga yang lengkap dan itu artinya ia harus bisa menghalangi rencana jahat Siska dan memotong segala kemungkinan buruk yang akan terjadi kepada keluarganya. Ponselnya berbunyi dan ada nama Barata dilayar ponselnya. Ia segera mengangkat ponselnya dan ternyata Barata menyuruhnya agar segera menyusulnya ke Ruang keluarga. Senna keluar dari kamarnya dan ia melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, ia melihat semuanya telah kembali berkumpul. "Cu...Duduk sini sama Kakek!" Ucap Huda Atmaja. Senna melangkahkan kakinya mendekati sang Kakek dan duduk disampingnya, Huda memang sangat menyayangi Senna apalagi Senna adalah satu-satunya cucu perempuan yang ia miliki dan ia ingin melindungi Senna. Ia ingin Senna mendapatkan suami yang baik dan bisa memenuhi semua kebutuhannya hingga bertanggung jawab padanya. Tingkah Huda Atmaja ini membuat Siska mengeraskan rahangnya dan ia terlihat sangat marah dengan sikap Kakeknya itu. Ekspresi kesal ternyata disadari oleh Barata dan Senna yang memperhatikannya namun ketika Siska menyadari tatapan Barata padanya membuatnya segera mengubah ekspresinya dengan tersenyum bahagia melihat kasih sayang Huda Atmaja kepada Senna. "Senna, Kakek Pram juga sudah setuju kamu dan Guntur segera bertunangan, kalian akan menikah setelah kesepakatan keluarga tentang jadwal pernikahan telah ditetapkan, untuk sekarang kamu sama Guntur akan bertunangan dulu!" Ucap Huda. "Iya Kek, nggak apa-apa pokoknya aku itu maunya sama Mas Guntur dan nggak ada yang lain Kek!" Ucap Senna dan ia tersenyum bahagia karena ia berhasil membuat dua orang yang sangat ia benci itu sekarang terbakar api amarah karena rencana busuknya tidak bisa mereka jalankan. "Jadi kapan aku bisa tunangan sama Mas Guntur?" Tanya Senna. "Sekarang!" Ucap Pram dan ia mengeluarkan cincin yang memang telah ia persiapkan sebagai cincin pertunangan Guntur dengan perempuan yang menjadi istrinya Guntur. Cincin kawinnya dengan mendiang istrinya ini merupakan cincin pewaris keluarganya dan dengan cincin ini berada ditangan Senna maka Senna resmi menjadi Nyonya Wasesa yang akan menjadi istri pewarisnya. "Pi...Papi memberikan cincin pewaris sama Senna itu artinya?" Tanya Khadijah dan ia tidak terima Guntur telah diakui sebagai pewaris Wasesa. Khadijah sangat geram dan ia merasa Papinya ini tidak bersikap adil kepada Panca putranya, apalagi saham yang ia peroleh diperusahaan keluarganya ini hanya sepuluh persen. Lisa hanya tersenyum karena sejak kecil ayah mertuanya ini telah mengatakan padanya akan menjadikan cucu tertuanya sebagai pewarisnya dan Guntur putranya memang telah membuktikan jika ia memang pantas menjadi pewasri Wasesa. Bahkan sejak remaja, Guntur telah masuk ke dunia bisnis dan ia telah menunjukkan keberhasilannya selama ini. “Itu artinya Senna akan menikah dengan Guntur dan menjadi Nyonya utama, kenapa apa kamu lupa ingatan kalau selama ini saya telah menentukan siapa pewaris saya dan saya sudah meminta cucu-cucu saya yang lainnya untuk mendukung keputusan saya! Bahkan sekarang setelah saya menyerah perusahaan kepada Basuki dan Guntur, perusahan kita bertambah sukses dengan nilai yang sangat produktif melampaui perkiraan saya selama ini,” ucap Pram. “Papi...Guntur belum tentu setuju dengan keputusan Papi!” Ucap Khadijah membuat Lisa menghela napasnya, putranya itu memang tidak akan setuju tapi ia akan berusaha untuk meyakinkan putranya agar menikahi putri sahabatnya. “Pasti akan setuju, biar Senna yang akan bicara sama Mas Guntur!” Ucap Senna membuat Hamdan menepuk jidatnya karena tingkah putrinya ini sungguh diluar batas dirinya yang dulu sangat pemalu. Apa yang terjadi dengan putrinya ini, hingga bersikap seperti ini? sedangkan saat ini Lisa hanya tersenyum melihat putrinya yang ternyata sangat menyukai Guntur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD