Sarapan telah selesai, saat Senna berada didalam mobil bersama Barata atas perintah Papinya yang meminta Barata mengantarnya ke Wasesa grup alih-alih pergi diantar supir. Sejak kecil memang Senna sangat dimanja oleh keluarganya dan ia tidak bisa mengendarai mobil sendiri, apalagi naik motor. Barata melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan ia melirik Senna yang terlihat sedang banyak berpikir. "Mas...sekarang kamu sudah curiga nggak? Kalau aku sih masih curiga kalau dia anak Papi," ucap Senna membuat Barata menghela napasnya. "Sepertinya kita ini tidak bisa menyepelekan masalah ini Senna, kalau benar Siska anak Papi, berarti Papi telah berselingkuh dan yang akan sangat sedih mendengar berita ini adalah Mami," ucap Barata dan ia tidak bisa membayangkan betapa terpukulnya sang Mami

