Ch.17 Ancaman Mati

2325 Words

Langit sore itu berwarna jingga muda ketika Marina bersama teman-temannya di galeri seni. Detik itu terasa begitu berarti baginya. Untuk pertama kalinya, setelah berhari-hari menjalani pelatihan dan kritik dari para mentor, ia berhasil menjual lima lukisannya kepada seorang kolektor wanita. “Marina! Kamu luar biasa!” seru salah satu rekan kerja yang bernama Lily, sambil menepuk pundaknya dengan semangat. Calon Nyonya Muda Lycenzo tertawa kecil. “Akhirnya aku pecah telor! Akhirnya aku bisa memberikan kontribusi penjualan,” ucapnya dengan wajah bersinar. “Lima lukisan dalam sehari, itu pecah telor besar. Nanti malam kita harus rayakan. Satu putaran minum gratis dari Marina!” seru teman kerjanya lain yang berama Bram. “Baiklah, aku yang traktir. Kita ke bar kecil di dekat sungai, yang ad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD