Draco terjebak di tengah pertempuran brutal di restoran rooftop dengan hanya delapan anak buah termasuk Gambino di sisinya. Mereka bersembilan menghadapi sekitar 40 pria bersenjata lengkap dari gabungan pasukan Viktor Volkov dan Frans Moretti yang terus berdatangan seperti gelombang tidak ada habisnya. Suara tembakan bergema memekakkan telinga, aroma mesiu memenuhi udara, dan darah mulai menggenang di lantai yang tadinya berkilau bersih. Draco bergerak dengan kecepatan dan presisi yang menakjubkan, inilah alasan dia dijuluki The Butcher of Lycenzo. Dia bukan hanya pembunuh biasa, dia adalah seniman kematian itu sendiri. Pistol Glock di tangan kanannya menembak dengan akurasi sempurna. Satu peluru,maka satu nyawa pasti hilang. Tidak ada peluru yang terbuang sia-sia. Ketika amunisi pist

