Liora masih terdiam, mata berkaca-kaca setelah mendengar pengakuan Christian. Napasnya tertahan, seolah seluruh dunia runtuh di hadapan. Kenapa sulit sekali mengerti dan memahami lelaki ini, memahami hubungan mereka. “Jadi … aku … maksudmu … jadi, kamu memang dijodohkan dengan Amanda?” Suaranya lirih. Mengucap dengan sorot tak mengerti. Christian menarik napas panjang. Tatapannya menyorot dalam, menahan keresahan yang bergejolak. “Iya, Liora. You see … ibuku menginginkan itu. Amanda pun tidak menolak. Dia, well … dia sejak dulu jatuh cinta padaku.” Liora menggeleng, terengah. Butir bening menggenang di ujung pelupuk. “Aku tidak mengerti. Aku sungguh tidak mengerti. Kalau sudah begitu, kenapa kamu tidak bersamanya?” Satu kalimat terdengar dari bibir Christian, tegas. “Karena aku tidak