Bab 26

923 Words

Rasya membuka tirai kamar, membiarkan sinar mentari masuk menimpa wajah Naila yang masih terbaring di atas ranjang. Namun, senyum Rasya langsung hilang ketika mendapati kening istrinya masih basah oleh keringat dingin. “Sayang…,” panggil Rasya pelan, mendekat, lalu menempelkan telapak tangannya ke dahi Naila. “Ya Allah, masih panas.” Naila membuka mata perlahan. Tatapannya sayu, bibirnya kering. “Abi… maaf ya, Nai nggak bisa bangun. Badan Nai rasanya berat sekali.” Rasya langsung duduk di tepi ranjang, mengelus lengan istrinya. “Abi bawa ke rumah sakit aja, ya?” Naila menggeleng lemah. “Nggak usah, Abi. Paling juga flu. Tadi malam kan kita pulang larut. Kena angin malam, makanya begini. Abi beliin obat di apotek aja. Penurun panas sama flu, ya?” Rasya menghela napas, menatap istrinya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD