Ba 27

1035 Words

Di ruang periksa, Naila terbaring lemah, wajahnya pucat. Rasya berdiri di samping ranjang, menatap sang dokter dengan dahi berkerut. Dokter yang memeriksa Naila tampak terlalu sering melirik ke arah pintu, membuat Rasya risih. “Bagaimana kondisi istri saya, Dok?” tanya Rasya, berusaha tenang padahal dadanya berdegup kencang. "Hasil lab menunjukkan ada kelainan di rahim Nyonya Rasya. Sebaiknya harus diberi obat suntikan. Nanti, obatnya disuntikkan tiap satu bulan sekali, kalau Ibunya bisa suntik sendiri tidak perlu datang ke rumah sakit, tapi, kalau tidak bisa boleh datang kesini." Dokter itu kembali melirik ke arah pintu dengan gelisah. "Kalau begitu, Bapak bisa tebus obatnya di lantai satu, biar ibunya menunggu disini." “Dok, obatnya nggak bisa diantar ke ruangan? Saya nggak mau ning

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD