“Lebih baik ... kita bercerai saja Aleana,” putus Lutfi. Bagai petir yang menyambar di tengah malam, Aleana merasa rasa sakit yang sangat menyengat di seluruh tubuhnya mendengar ucapan Lutfi. “Apa, Mas?” lirih Aleana berharap bahwa ia telah salah dengar dan Lutfi tidak akan menceraikannya. “Kita bercerai saja Aleana. Aku tidak tahan hidup seperti ini terus,” ucap Lutfi tegas. Seketika, air mata yang mati-matian Aleana tahan akhirnya mengalir begitu saja dari matanya. “Tidak, Mas. Alea tidak mau cerai dari Mas Lutfi. Alea tidak mau cerai, Mas,” tolak Aleana seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Keputusanku sudah bulat dan aku tetap akan bercerai denganmu. Dokumen perceraiannya akan segera kukirim ke sini,” ucap Lutfi mengabaikan permohonan Aleana. “Alea mohon, Mas. Jangan ceraikan A